Ternyata Selama Ini Kita Salah Kaprah tentang Voodoo

Selama ini kita memahami voodoo sebagai suatu praktik yang mengerikan. Padahal di balik itu ... simak deh ulasannya. Biar gak salah kaprah lagi.

Selama ini banyak orang mengasosiasikan Voodoo sebagai praktik sihir. Anggapan tersebut muncul semenjak Voodoo dibawa oleh masyarakat keturunan Afrika di benua Amerika berabad-abad silam.

Tapi ternyata, faktanya malah sebaliknya gengs. Anggapan itu malah salah kaprah dan telanjur kita pahami sebagai hal-hal yang sesat hingga sekarang.

Seperti dikutip dari Huffington Post, gambaran umum tentang Voodoo dari sudut pandang budaya populer ternyata malah menyesatkan kita. Voodoo bukanlah tentang mantra sihir, ilmu hitam, atau pemujaan terhadap setan.

Orang yang mempelajari Voodoo juga bukanlah seorang dukun, penyihir, atau okultis. Voodoo bukanlah seperti apa yang kita pahami selama ini, bukan untuk melukai atau mengendalikan orang lain.

Apa anggapan tersebut muncul karena selama ini Voodoo berkaitan dengan boneka yang ditusuk-tusuk itu? Nah, itu kan yang muncul di dalam benak kita setelah melihat berbagai film horor atau sejenisnya di layar kaca.

Apa kalian selama ini menganggap Voodoo seperti ini? (washingtonpost.com)

Voodoo bukan kayak gitu gengs. Itulah salah kaprah kita selama ini. Voodoo tidaklah mengerikan atau kasar. Praktiknya pun tidak selalu sama di banyak tempat di dunia ini.

Voodoo, seperti dijelaskan dalam buku "A Beginner's Guide to Voodoo" karya Issendai Bechau merupakan agama yang berasal dari benua Afrika. 

Untuk menjelaskannya, sejarahnya pun cukup panjang gengs. Voodoo merupakan tradisi yang dianggap sebagai kombinasi dari berbagai tradisi Afrika, katolik, dan penduduk asli "Dunia Baru". Terlebih setelah budak (saat perbudakan masih eksis di dunia ini) tiba di Amerika dan pulau-pulau di Karibia.

Ternyata kita salah kaprah kalo menganggap praktik Voodoo kayak gini (ripleys.com)

Meskipun agama, Voodoo sendiri tidaklah memiliki tulisan suci atau otoritas dunia. Konsep dasarnya berpusat pada pengalaman, pemberdayaan, dan tanggung jawab tiap individu yang menganutnya.

Di berbagai belahan dunia, Voodoo memiliki bentuk yang berbeda-beda, bervariasi, dari satu komunitas ke komunitas lainnya. Voodoo sendiri banyak dipraktikkan di kawasan selatan Amerika Serikat, Haiti, dan Brasil.

Sebelum mengerti tentang Voodoo beserta penganutnya, kalian perlu nih gimana para Voodooist melihat dunia.

Ilustrasi upacara Voodoo pada zaman perbudakan silam (ancient-origins.net)

Buat mereka, dunia tuh dipercaya sebagai yang terlihat dan tidak terlihat. Keduanya pun saling terkait. Buat mereka, kematian adalah transisi menuju dunia yang tak terlihat. Mereka percaya bahwa roh pun masih berada bersama mereka. Roh mengawasi dan menginspirasi manusia yang masih hidup.

Selain para leluhur mereka yang menjadi roh, ada Lwa. Lwa sendiri dapat dipahami sebagai arketipe kepribadian manusia. Nah, Voodooist mengembangkan huungan dengan Lwa untuk mencari nasihat dan membantu menyudari keprihatinan di dunia nyata.

Secara tidak langsung, hal ini tak beda jauh dengan praktik sekuler yang memperlajari dan menghormati tokoh-tokoh besar dalam sejarah. Misalnya, seseorang yang melakukan perubahan sosial mungkin terinspirasi oleh Martin Luther King Jr. atau Mahamta Gandhi.

Upacara ajaran Voodoo di Benin (outremersbeyou.com)

Para Voodooist kemudian mengembangkan hubungan dengan Lwa tertentu. Mereka berusaha memahami dan mewujudkan prinsip-prinsip yang mereka wakili. Voodooist juga menghubungkan secara spiritual untuk mempengaruhi transformasi pribadi dan memanifestasikan kekuatan tersebut di dunia yang terlihat demi kelancaran hidup.

Kira-kira, simpelnya begitulah pengertian tentang ajaran Voodoo. Sementara rasisme telah mengaburkan pandangan luhur tersebut. Tradisi pengaburan makanya itu berakar pada perbudakan dan terhubung secara kompleks dengan evolusi politik dan sosial di Barat. Sejak lama!

Voodoo pertama kali dipraktikkan di Amerika dan Karibia oleh para budak keturunan Afrika. Budaya yang mereka bawa itu ditakuti banyak orang, bahkan diejek. Budak di jaman itu tentu saja TIDAK dianggap sebagai manusia.

Tradisi perayaan Voodoo di Haiti (pinterest.com)

Agama dan ajaran lain yang mereka bawa adalah takhayul. Sementara para imam mereka direndahkan sebagai dukun. Dewa dan roh yang mereka percayai dikecam sebagai entitas yang jahat.

Revolusi budak sendiri pernah terjadi, dan satu-satunya yang berhasil adalah di Haiti pada akhir abad ke-18. Kala itu, budak keturunan Afrika berhasil menggulingkan penguasa Eropa dan menghambil kendali negara. Budak-budak yang Voodooist dan beberapa pendeta Voodoo menjadi pemimpin militer dalam revolusi tersebut.

Mereka semua memperjuangkan kebebasan dari perbudakan.

Di Haiti, Voodoo dan tradisi perayaannya masih diakui (liputan6.com)

Semenjak itu, Revolusi Haiti dikenal luas. Revolusi Haiti pun memprovokasi ketakutan koloni Eropa dan Amerika lainnya. Sebab sebelum revolusi terjadi, mereka bergantung pada sejumlah besar budak sebagai tenaga kerja mereka di perkebunan.

Semenjak itu pula, Voodoo dianggap sebagai sesuatu yang mengancam, ajaran yang menyesatkan, berkaitan erat dengan pertumpahan darah, maupun kekerasan. Dari sinilah salah kaprah itu dimulai.

Seiring berjalannya waktu, budaya di Amerika mulai terpesona oleh tradisi misterius dari Afrika tersebut. Orang-orang Amerika pun mulai menggambarkannya dan menuangkannya ke dalam buku, cerita, hingga film. Sejauh itu adalah kisah horor yang bakal laris dalam industri hiburan di sana.

Revolusi Haiti di akhir abad ke-18 (medium.com)

Voodoo pun tetap dibuat salah kaprah dalam berbagai film besutan Hollywood. Para penontonnya juga ikut dibuat percaya akan salah kaprah dari ajaran tersebut.

Dengan demikian, Hollywood telah membuat mitos-mitos besar tentang Voodoo sebagai bagian dari cerita rakyat modern sebagai sesuatu yang jahat dan melukai manusia. Padahal sebetulnya, bukan itu yang dimaksud.

Jadi, adalah perlu untuk mempelajari berbagai secara keseluruhan. Kita juga sebaiknya lebih bijak lagi dalam menilai segala sesuatu ... dan karena temuan sejarah yang sebenarnya ini, minimal kita jadi tahu bahwa selama ini kita telah salah kaprah terhadap ajaran atau tradisi Voodoo dari Afrika.

Voodoo masih dibuat salah kaprah hingga sekarang (wilderutopia.com)