Dunia mengenal tiga agama besar Samawi, yakni Yahudi, Nasrani dan Islam. Dari ketiganya, kalau kalian perhatikan, terdapat beberapa kisah nabi yang sama dan termaktub di dalam kitab suci. Salah satunya adalah kisah Nabi Nuh.
FYI, yang dimaksud dengan agama Samawi adalah agama dari langit. Secara kebahasaan, Samawi berasal dari bahasa Arab, yakni "As-Samawat", yang berarti langit.
Bisa kita simpulkan kalau agama Samawi adalah agama yang diyakini para pengikutnya berdasarkan wahyu Tuhan yang dibawa oleh perantara seperti Nabi dan Rasul.
Di antara banyaknya kisah Nabi Nuh yang dituliskan, kapal Nabi Nuh selalu jadi sorotan. Dilansir dari Wikipedia, kapal Nabi Nuh asli dibangun atas perintah dari Tuhan. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan Nabi Nuh beserta keluarga dan kaumnya yang percaya dengan pengajaran-Nya.
Selain itu, seperti yang sering digambarkan dalam berbagai karya seni maupun film, kapal Nabi Nuh juga membawa beragam binatang dari seluruh dunia.
Lalu, yang masih jadi pertanyaan hingga saat ini adalah bagaimana bentuk kapal Nabi Nuh itu? Terutama bagi para penganut dan mereka yang yakin, pertanyaan ini tentu jadi misteri yang menuntut untuk diungkapkan.
Kapal Nabi Nuh (heatherhocking.com)
Nah, beberapa tahun lalu, sejumlah peneliti yang terdiri dari arkeolog dan ilmuwan misionaris, berhasil mendapatkan bukti mengenai keberadaan kapal ini. Hasilnya mencengangkan, karena ditemukan bukti kalau ada hubungannya kapal Nabi Nuh dengan Indonesia. Penasaran?
(lighthousegalleries.com)
Kisah Nabi Nuh singkat, buat pengantar nih
Dikisahkan dalam tiga kitab suci agama Samawi bahwa Nabi Nuh mendapatkan perintah dari Tuhan untuk membangun bahtera raksasa. Disebutkan pula, Nabi Nuh diminta untuk mengisi bahtera itu dengan berbagai hewan dan umat yang beriman kepada-Nya.
Namun, yang dilakukan Nabi Nuh malah memancing ejekan dari warga lain. Disangka Nabi Nuh sudah menjadi gila. Yah, mengingat lokasi tempat tinggal mereka ada di atas gunung dan nggak mungkin air bisa mencapainya.
Tak berapa lama, banjir itu pun tiba. Setelah semua hewan yang ada di bumi beserta keluarga dan umat yang beriman memasuki kapal, hujan tak berhenti selama empat puluh hari. Banjir menutupi gunung-gunung tertinggi dengan kedalaman 20 kaki.
Seluruh makhluk hidup mati, menyisakan mereka yang berkesempatan tinggal di dalam Bahtera Nuh.
(thefactsite.com)
Kayunya dari Pulau Jawa!
Tentu kita bisa menafsirkan banyak alasan, mengapa pencarian kapal Nabi Nuh terus dilakukan. Salah satu yang bisa kita tarik adalah untuk memperkuat keimanan dan bukti adanya peristiwa yang sudah dijelaskan di dalam kitab suci.
Hasilnya, dilansir dari National Geographic, tim peneliti gabungan dari Turki dan Tiongkok yang bergerak di bawah naungan Noah's Ark Ministries International mendapatkan bukti baru terkait keberadaan kapal Nabi Nuh.
Penelitian yang dibuat dalam bentuk video dokumenter ini melakukan serangkaian uji materi fosil kayu dan mendapatkan hasil mengejutkan, fosil kayu dari kapal Nabi Nuh ternyata adalah kayu jati dan berasal dari Pulau Jawa.
Hasil ini diperoleh setelah membandingkan ratusan contoh kayu purba dari berbagai negara. Dan menurut ketua tim peneliti, hasil itu 99,9% benar dan dekat dengan kenyataan yang sebenarnya.
(news.com.au)
Rute dari kapal Nabi Nuh
Selain terkait kayu yang dipakai untuk bahan dasar pembuatan kapal, tim penelitian ini juga menemukan rute pelayaran Bahtera Nabi Nuh.
Menurut mereka, kapal ini dibuat di puncak gunung yang berada tak jauh dari desa tempat tinggal-Nya. Setelah hujan mulai turun, kapal pun berlayar tanpa tujuan selama berbulan-bulan. Setelah itu, kapal Nabi Nuh diperkirakan terdampar di puncak gunung.
Untuk perkiraan gunung apa yang menjadi tempat pendaratan kapal tersebut, tim peneliti belum mampu berspekulasi terlalu jauh. Di sisi lain, tim peneliti memberikan satu asumsi yang nggak kalah mencengangkan.
(biologos.org)
Jika kayunya dari Jawa, maka ....
Seperti sudah disebutkan di atas, kayu yang digunakan untuk bahan dasar kapal Nabi Nuh adalah kayu jati. Dan sudah jadi pengetahuan umum jika kayu jati hanya bisa diperoleh di tanah Jawa saja.
Hal ini pun menimbulkan spekulasi, baru: jika kayu pembuatannya berasal dari Jawa, bisa dikatakan kalau umat Nabi Nuh adalah orang Jawa!
Tentu membanggakan. Membuktikan kalau nenek moyang kita memiliki sejarah panjang. Namun, ada malu juga yang harusnya bisa kita rasakan. Jika asumsi di atas terbukti benar, berarti nenek moyang kita adalah orang yang mengingkari kebenaran ajaran Nabi Nuh dan memilih untuk terseret banjir. Nah, lho.
(express.co.uk)