Hampir puluhan tahun Indonesia merdeka, masyarakat di negara ini masih meyakini bahwa letak kerajaan Majapahit ada di wilayah Jawa Timur, tepatnya di Trowulan. Tapi ternyata ada sumber lain yang menyebutkan bahwa letak imperium Nuswantara yang termahsyur itu tidak hanya di Jawa Timur.
Sejarah kerajaan di Indonesia memang masih penuh dengan misteri. Lalu seperti apa sih gengs kisah-kisahnya?
Nama Asli Majapahit
Menurut kisahnya, nama kerajaan Majapahit diambil dari buah maja yang rasanya pahit. Sehingga tertanam di alam bawah sadar kita bahwa buah maja itu pahit. Faktanya?
Coba deh kamu cari buah maja yang sudah matang, dan cicipi. Rasanya manis bukan kepalang. Jadi mitos dari mana sih kalo buah maja itu pahit dan merupakan cikal bakal nama Majapahit?
Nah gengs, perlu kamu tahu ya, bahwa nama asli dari kerajaan Majapahit itu adalah Wilwatikta. Tapi lebih sering disebut sebagai Mojopoit karena takdir dari kerajaan ini, yaitu menjadi kerajaan yang paling maha jaya, namun berakhir pahit di akhirnya.
Buah maja ternyata rasanya manis (manfaat.co.id)
Asal Raja Pertama Majapahit
Raden Wijaya dikenal sebagai menantu dari Kertanegara, maharaja dari kerajaan Singasari. Sehingga banyak yang menyangka bahwa ia adalah orang Jawa. Padahal nama asli dari Raden Wijaya adalah Harya Sedah. Ia merupakan seorang pangeran dari Kadipaten Magadha.
Tahukah kamu letak Kadipaten Magadha? Jawabannya adalah Bandung, Jawa Barat. Harya Sedah merupakan putra dari Prabu Siyung Wanara. Ia adalah seorang ahli botani.
Pada saat kerajaan Majapahit berdiri, ia mendeklarasikan gelar Brawijaya, yang artinya adalah putra yang paling unggul. Ia mendirikan keratonnya di wilayah Sastro Wulan, di daerah Jawa Barat.
Raden Wijaya (budayajawa.id)
Letak Kerajaan Majapahit Berpindah
Sesuai dengan adat yang sudah berlaku lama di Nusantara: tidak ada keraton yang diwariskan, maka penerus dari Brawijaya I, yakni Brawijaya II hingga seterusnya terus berganti lokasi pusat kerajaan.
Pada masa Brawijawa I dan II, lokasi keraton masih berada di Sastro Wulan (Trowulan). Hanya saja berbeda tempat. Sedangkan pada masa kepemimpinan Brawijaya IV, yaitu Hayam Wuruk, letak kerajaan Majapahit dipindahkan ke Jombang.
Pada masa Brawijaya terakhir, ada teori yang mengatakan bahwa pusat kepemimpinan Majapahit berpindah ke pulau Dewata, Bali. Tapi ada pula yang mengatakan berpindah ke Demak.
Tapi yang pasti, untuk Imperium sebesar Majapahit, pasti membutuhkan wilayah yang cukup luas untuk menjadi pusat pemerintahannya. Bila Indonesia saja perlu wilayah seluas DKI Jakarta untuk menjadi pusat pemerintahan, lalu bagaimana dengan kerajaan Majapahit?
Ilustrasi keraton (pemuda.stemi.id)