Tempoyak Durian, Sambal Khas Sumatra yang Pedas-Pedas Legit! Mau Resepnya?

Sambal tempoyak durian populer di Sumatra. Sambal yang rasanya pedas-pedas legit ini bisa kamu simak resepnya. Tertarik?

Tidak seperti biasanya, buah durian tidak diolah menjadi pancake, jus, klapertart atau makanan manis lainnya. Di Sumatra, terdapat sambal yang populer. Namanya sambal tempoyak. Sambal ini memadukan aroma durian dan rasa pedas cabe. Tempoyak merupakan makanan khas Melayu yang terbuat dari fermentasi durian. Aroma dan citarasanya memang berbeda dengan buah durian segar. Tetapi, masih asli dari olahan bahan alami.

Pada umumnya, tempoyak jadi tambahan masakan yang terbuat dari ikan. Seperti ikan teri, mujair atau nila. 

Resep dalam membuat sambel tempoyak bisa kamu simak di bawah. Siapkan bahan-bahan di bawah ini ya.

- 100 gram ikan bilis

- 3 buah daging durian

- 1 sendok teh garam

- 4 butir bawang merah

- 2 siung bawang putih

- 3 sendok makan tempoyak durian

- 3 buah cabe merah besar

- 3 buah cabe rawit

- 1 sendok teh gula pasir

- 2 sendok makan minyak

Cara membuatnya sebagai berikut.

1. Pisahkan daging buah durian dengan bijinya. Taruh pada sebuah toples atau tempat yang tertutup rapat. Campurkan dengan garam lalu tutup tempat tersebut rapat-rapat.

2. Setelah sekitar satu minggu, buka dan aduk. Jadilah tempoyak, siap digunakan untuk sambal.

3. Haluskan cabe merah dan rawit, bawang putih, bawang merah dengan ulekan. Kemudian tumis hingga memendarkan aroma harum.

4. Tambahkan tempoyak secukupnya dan tambahkan gula untuk menyedapkan rasa.

5. Tumis lagi selama 2 hingga 3 menit. Kemudian angkat dan sambal tempoyak siap dikonsumsi.

Sambal tempoyak (fimela.com)

Tempoyak, ternyata nggak hanya populer di Sumatra. Setiap rumpun Melayu, seperti di Kalimantan. Durian yang difermentasi ini menjadi bahan campuran setiap makanan yang dikonsumsi. Tempoyak juga bisa langsung dikonsumsi. Namun karena rasanya asam dan aromanya yang kuat, maka tempoyak dipakai sebagai campuran makanan. 

Beberapa daerah seperti Bengkulu, Palembang, Lampung, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan mengolah durian dengan metode fermentasi. Karena metode pengolahan fermentasi, rasanya cukup asam. Misalnya di Palembang, tempoyak dipakai sebagai bumbu campuran dalam memasak daging ayam. 

Sambel tempoyak durian ditambah ikan teri (pesona.travel.com)

Dalam sejarahnya, tempoyak dalam Hikayat Abdullah dikonsumsi sehari-hari oleh penduduk Terengganu. Pada tahun 1835, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke Terengganu dan menceritakan tentang makanan yang digemari masyarakat setempat. Makanan tersebut adalah tempoyak. Tempoyak dengan proses fermentasi selama 3 hingga 5 hari paling cocok untuk dijadikan campuran sambal. Karena rasa manisnya masih tersisa berpadu dengan rasa asam, maka sambal tempoyak cocok disajikan dengan ikan teri, ikan mas, ikan mujair, ikan patin dan jenis ikan lainnya.  

Tempoyak dan bahan sambal (pegi-pegi.com)