Pernah Mengalami Trauma? Begini Terapi Untuk Menghapus Kenangan Buruk

Trauma atau disebut psychological shock terjadi setelah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Efeknya menyisakan kenangan buruk, begini cara mengatasinya.

Bagi seseorang, kenangan buruk itu membikin trauma. Untuk memahaminya, trauma bisa terjadi karena banyak hal. Beberapa peristiwa yang membuat trauma antara lain kecelakaan, tersesat, putus cinta, menyaksikan kejadian yang mengerikan, kehilangan seseorang, ke dokter gigi, bertemu polisi, melihat badut dan beberapa hal lain. 

Pada umumnya, bagi seseorang yang mengalami syok psikologis mempunyai gejala seperti di bawah ini.

1. Merasakan adrenalin melonjak

2. Gelisah atau sakit fisik seperti muntah atau diare.

3. Tidak dapat berpikir jernih.

4. Merasa meloncat dari tubuh.

5. Dada terasa kencang.

6. Tidak merasa benar-benar di tengah peristiwa yang membuat trauma, padahal secara fisik berada tempat tersebut.

7. Ingin marah dan teriak.

8. Merasa ingin berlari.

Gejala diatas terjadi setelah mengalami 'pertarungan akut', pelarian dan tubuh membeku sejenak karena nggak tahu harus bertindak apa. Saat seperti ini, tubuh bersiap untuk mengambil tindakan cepat tetapi tidak dilandasi pertimbangan.

Apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi trauma?

Sejak mengenali trauma apa yang dialami, seseorang bisa menenangkan diri. Apalagi saat pengalaman buruk itu muncul. Karena saat pengalaman buruk terpanggil kembali, banyak kasus terjadi justru mengakibatkan hal buruk lainnya.  

Tubuh menyimpan memori atas pengalaman buruk. Trauma sebagai respon atas pengalaman tersebut bisa segera diatasi. Misalnya dengan mendapatkan dukungan dari orang terdekat. Untuk mengembalikan kondisi psikologis, tubuh akan menjalankan mekanisme penyembuhan secara alamiah. 

Syok (fotolia.com)

Memahami penyebab terjadi trauma adalah langkah awal yang penting untuk dikenali. Dengan langkah tersebut, orang disekitar akan membantu menyeimbangkan emosi dan meminimalisir situasi yang bisa memperbesar trauma. Cara lain untuk mengatasinya adalah sebagai berikut.

1. Mencurahkan melalui jurnal harian

Menceritakan kejadian traumatis adalah terapi yang efektif untuk mengurangi trauma. Berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang profesor dari Harvard University, membuat jurnal harian juga menjadikan emosi seseorang lebih stabil. Awalnya, mungkin akan terasa berat karena harus menuliskan hal yang tidak menyenangkan. Tetapi, nantinya akan terbiasa dan membuat kondisi lebih baik.

2. Menghadapi ketakutan

Menghadapi ketakutan dengan mengingat kembali peristiwa traumatis juga bisa dilakukan. Kuncinya adalah berpikiran terbuka. Jika keterbukaan pikiran dilakoni dengan telaten, maka sudut pandang dalam melihat sebuah peristiwa akan berubah. Yang traumatis bisa menjadi pelajaran untuk hari depan.

Perempuan merasa syok (depositphotos.com)

3. Menyibukkan diri

Seseorang yang mengalami trauma, dari beberapa kasus, susah dalam bersosialisasi. Ada beberapa kasus juga yang disertai dengan stres dan depresi. Untuk mengatasi jiwa yang tertekan, sibukkan diri dengan hal menyenangkan merupakan solusi. 

Seseorang yang mengalami trauma menjalani hidup yang sama. Sesedih apapun, sesakit apapun setiap pengalaman bisa diatasi dengan melewati beberapa proses 'penerimaan'. 

Menutup mulut (wradio.com.mx)