WhatsApp sedang mencoba sejumlah langkah untuk melawan masalah berita palsu dan hoax. Beberapa diantaranya termasuk hibah studi untuk para peneliti berita hoax, petugas pengaduan berita hoax di India, dan label untuk pesan yang diteruskan.
Sepertinya pihak pengembang juga akan mengandalkan pendekatan yang relatif kuno: menghapus akun penyebar berita hoax secara langsung. Layanan olahpesan tersebut telah mengungkapkan dengan terang-terangan bahwa mereka akan menghapus 2 juta akun per bulan.
Sekitar 95 persen pelanggar sudah dan akan dihapus akunnya setelah WhatsApp melihat aktivitas yang "tidak normal", ungkap Matt Jones kepada The Guardian. Akun-akun ini biasanya segera mengirim pesan tanpa dialog "typing", atau mulai mengirim banyak pesan segera setelah mendaftar.
Carl Woog, kepala divisi komunikasi perusahaan, menambahkan bahwa ia akan mencekal akun yang terlibat dalam perilaku "otomatis atau massal". Bagi pengguna aplikasi Whatsapp harian barangkali tidak perlu khawatir. Karena tampaknya kebijakan ini hanya diarahkan untuk akun yang secara sistematis mengirimkan berita hoax. Kecuali pengguna tersebut berperilaku yang sama.
Aplikasi pengolah pesan Whatsapp (economictimes.indiatimes.com)
Namun kembali lagi pertanyaanya adalah apakah semua ini cukup atau tidak banyak membantu. Kita hanya bisa melihatnya melalui peristiwa besar tempat berita hoax bersliweran. Pemilihan India akan datang pada bulan April. Sedangkan harapan terkait hal ini sangatlah kecil.
Pasalnya bukan rahasia lagi bahwa modus kampanye politik telah mencoba untuk menghindari batas forwarding yang ditetapkan oleh Whatsapp termasuk hambatan lain untuk menyebarkan pesan mereka. Hanya perlu beberapa akun untuk menyebarkan desas-desus palsu, dan tidak ada jaminan WhatsApp akan menangkap pelaku secara tepat waktu.
Pesan hoax Whatsapp (gizbot.com)