Debat Musiman Hari Valentine Dimulai, Gini Nih Tanggapan Netizen

Setiap hari Valentine, selalu ada debat musiman. Terkadang, rasanya menjengkelkan. Namun, kalo ini, dijamin bikin kamu ngakak, bray.

Bagi sebagian orang, bulan Februari adalah bulan yang menakutkan. Melihat pasangan saling berbagi cokelat atau hadiah, lalu menunjukkan kemesraan di muka umum. Lebih gak enak lagi, kamu, sebagai tuna asmara, menjadi saksi dari momen itu. Nyeseg!

Namun, yang paling membosankan dari bulan ini, dan pasti dirasakan banyak netizen, adalah menjadi saksi akan perdebatan tentang haram-halalnya perayaan Valentine [https://paragram.id/berita/asal-mula-valentine-yang-jarang-diketahui-3-santo-dengan-perjuangan-yang-sama-6262].

Menanggapi hal itu, kemarin, netizen Twitter pun asik berlomba menjelaskan bagaimana budaya Indonesia dengan tagar #valentinebukanbudayakita. Lucu, gaes!

Hari Valentine (kawaiibeautyjapan.com)

Budaya kita adalah, banyak negatifnya, yak?

Perayaan hari valentine (twitter @akashisedai)

Cemburu tapi bukan siapa-siapa

Hari Valentine (twitter @BayuPutranto)

Pernah mengalami ini?

Hari Valentine (twitter @aenisyarifah5)

Gebetan PHP merapat

Hari Valentine (twitter Harris Akhtar)

Terkadang, tukang parkir emang bikin KZL ya?

Hari Valentine (twitter @gendisc567)

Acungkan jari yang pernah nglakuin ini!

Hari Valentine (twitter @BlueBarrelOil)

Pasti banyak yang kena, deh.

Asumsi di atas ada benarnya. Menurut sejarah, perayaan hari Valentine mulanya adalah perayaan kaum pagan yang digunakan untuk menghormati dewa Pertanian, Faunus. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini diteruskan oleh gereja Inggris dan Perancis untuk kemudian menyebar di seluruh wilayah koloninya pada masa penjajahan. Indonesia salah satunya. 

Hari Valentine (twitter @kokokdirgantoro)

Terlepas dari muasalnya dan penyebarannya, makna yang kini kita percaya, Hari Valentine adalah hari yang digunakan untuk merayakan cinta. Semua orang berbahagia, mendermakan sebagian dari miliknya untuk diganti dalam bentuk cokelat, boneka atau hadiah lainnya. Lalu, diberikan kepada dia yang sangat dicintainya.

Jadi, bisa kita maklumi upaya netizen untuk menengahi perdebatan itu. Dan tagar di atas pun bisa kita maknai sebagai upaya netizen untuk menetralkan kondisi yang kadung panas karena perbedaan opini. 

Hari Valentine (tigapilarnews.com)