Sebelumnya, bisa kita simak gimana perjuangan Made menjadi Inem Jogja yang udah dianggep orang gila, rela berias badut "topeng Inem", dan pernah diusir bahkan dilempar pula pake es batu.
Tapi, Made ini emang orang hebat gengs. Simak deh lanjutan kisahnya.
Inisiatif Made untuk kelilling jalanan di Kota Yogyakarta terjadi karena tak ingin waktu luangnya terbuang sia-sia. Dengan berkeliling, Made bisa membantu mereka yang membutuhkan.
"Saya itu suka jalan-jalan tapi nggak mau cuma sekadar jalan-jalan. Terus saya mikir, jalan-jalan juga harus ada manfaatnya," kata Made.
Made sendiri ingin menjadi manusia bermanfaat dan berguna dengan mengandalkan kemampuannya dalam berkesenian. Dan sosok Inem pun tercipta setelah dirinya terinspirasi sebuah tarian berjudul "Edan-Edanan".
Inem Jogja emang bukan orang gila sembarangan~ (Instagram @inemjogja)
"Saya terinspirasi dari Tari 'Edan-Edanan' karena filosofinya sebagai tolak bala dari pengaruh negatif," jelasnya.
Sosok Inem Jogja sendiri digunakan Made untuk menyembunyikan jati dirinya saat melakukan aksinya. Dia tak ingin menarik perhatian masyarakat.
"Saat pakai kostum mencolok, masyarakat pasti tertarik agar orang banyak yang mengikuti kegiatan saya. Yah, imbasnya sering dianggap gila," kata Made.
Dasar wong edannn! (Instagram @inemjogja)
Made pun mengatakan bahwa saat menjadi Inem, dia tidaklah bermaksud untuk membuat viral atau sekadar mencari sensasi. Yang ia inginkan hanya berbagi kebaikan dan menjadi manusia bermanfaat untuk kota yang ia tinggali selama ini, Yogyakarta.
Sementara itu, keinginan Inem untuk tidak menjadi viral patah sudah setelah ia diusir pihak keamanan di Malioboro. Inem, alias Made, mengaku telah menjadi sosok "wong edan" itu sejak Januari 2018 lalu.
Menurut pengakuannya pula, setelah viral, Inem kerap diajak berfoto bersama oleh orang-orang yang bertemu di jalan.
Fotonya lho sama GKR Hemas (Instagram @inemjogja)
Di samping itu, Made pun menjelaskan bahwa tujuannya menjadi Inem adalah wujud rasa terima kasihnya untuk Yogyakarta yang telah membuatnya mampu mencapai kesuksesan. Made merasa bersyukur bisa bersekolah tinggi meski bukan berasal dari keluarga kaya.
"Saya bersyukur bisa bisa sekolah sampai S2 di Yogya, bisa cari uang, hidup bahagia sama suami dan anak. Orang tua juga nggak perlu lagi jualan di jalan," kata Made.
Orang tua Made adalah perantau asal Bali yang saat itu belum memiliki pekerjaan di Yogyakarta. Mereka akhirnya memutuskan untuk berjualan balon di alun-alun utara.
Inem Jogja sering diajak selfie sama orang di sekitarnya (Instagram @inemjogja)
Made sendiri adalah seorang ibu rumah tangga yang juga mengelola sebuah sanggar tari. Saat ini, Made telah memiliki lima sanggar yang tersebar di seantero Yogyakarta.
"Total muridnya sekarang ada 300 dan sudah sering tampil di televisi swasta," katanya.
Made hanya menarik biaya sekitar Rp25.000 hingga Rp50.000 bagi mereka yang ingin belajar di sanggar miliknya. Itu tergantung dari lokasi sanggar dan jenis tari yang dipelajari.
Untuk mengikuti kelas tari di sanggarnya, kita hanya perlu menyertakan surat ketarangan tak mampu dari kelurahan. Mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu pun bisa belajar dengan gratis di sanggarnya.
Inem Jogja dan penari-penari dari sanggarnya (Instagram @inemjogja)
xSementara, untuk memberikan fasilitas terbaik bagi murid-muridnya, Made menjalin kerjasama dengan beberapa yayasan. Oleh karena itu, Made bisa menarik biaya murah kepada murid. Uangnya pun bisa digunakan untuk menggaji para guru yang membantunya mengajar di sanggarnya.
Jadi, kalo kalian ketemu dengan Inem Jogja di area sekitar Malioboro, jangan lupa disapa atau minta foto. Dia mungkin orang gila, tapi orang gila macem apa sih yang baiknya kayak gitu?
gbr 6: Jadi sosok Inem Jogja adalah rasa terima kasih Made kepada Yogyakarta (Instagram @inemjogja) Sementara, untuk memberikan fasilitas terbaik bagi murid-muridnya, Made menjalin kerjasama dengan beberapa yayasan. Oleh karena itu, Made bisa menarik biaya murah kepada murid. Uangnya pun bisa digunakan untuk menggaji para guru yang membantunya mengajar di sanggarnya. Jadi, kalo kalian ketemu dengan Inem Jogja di area sekitar Malioboro, jangan lupa disapa atau minta foto. Dia mungkin orang gila, tapi orang gila macem apa sih yang baiknya kayak gitu?