Kenapa Cewek Optimis Merasa Lebih Bahagia? Berdasarkan Teori Probabilitas, Begini Penjelasannya

Respon pesimis dan optimis bisa mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika kamu percaya dengan teori probabilitas, artinya? Begini penjelasannya!

Apa yang kamu bayangkan tentang kehidupan? Jika kamu membayangkan kehidupan itu menakutkan, maka sama menakutkannya dengan kenyataan. Lalu, apa yang membedakan cewek optimis dan pesimis?

Diluar perhitungan gender, baik cewek maupun cowok mempunyai kekhawatiran yang sama tentang masa depan. Masa depan nggak terhitung pasti seperti matematika. Masa depan juga nggak seperti jalan yang selalu dilengkapi dengan marka penunjuk arah. 

Peg O'Connor Ph.D, dikutip dari Psychology Today memaparkan tentang fakta respon pesimis dan optimis dari seseorang. Seseorang yang suka nyari aman, disebut sebagai pesimis. Sedangkan yang suka mencari hal baru dan berani mengambil resiko disebut sebagai optimis. Apa yang membedakan keduanya?

Beberapa orang ingin melakukan tindakan yang hasilnya pasti. Orang begini akan melakukan cara dan bekerja sesuai aturan, mempunyai pertimbangan dan bertindak dengan sangat hati-hati. Dengan harapan akan mendapatkan hasil yang telah dibayangkan, maka memilih cara yang aman. Orang yang memilih hidupnya tetap aman justru memiliki toleransi yang rendah. Ia akan menutup kemungkinan lain agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. 

Bermain aman dalam melakukan setiap aktivitas sering dianggap bijak, khususnya ketika menghitung kemungkinan gagal dan yang nggak diinginkan. Saat mencoba bermain aman, maka akan mengatasi segala resiko. Seperti memainkan sebuah skenario kehidupan yang sudah pasti. Tetapi begitu merasakan kegagalan, ia akan merasa sangat buruk. Merasa jadi orang yang paling gagal dan terpuruk. Orang yang pesimis menutup kemungkinan lain untuk merasa bahagia. Bahagia menurutnya hanya bisa dicapai dengan tidak memilih mengambil resiko dan tidak mencoba hal baru.

Sebagian orang yang lain menyukai 'kebaruan', segala kemungkinan akan diterima. 'Kemungkinan' dianggap sebagai sebuah kesempatan. Mereka lebih tertarik dengan apa yang tidak terduga atau diluar aturan pasti. Spontanitas dianggap sebagai satu hal yang alamiah, kepastian dan sesuatu yang stabil dianggap membosankan, mengecewakan dan membuat murung. Tetapi, orang yang menyukai hal spontan jarang mengalami kekhawatiran tentang kegagalan dan kekecewaan di masa depan. 

Gambar dadu (medium.com)

Profesor O'Connor mengutip sebuah fakta yang ditulis oleh William James dalam buku "Is Life Worth Living?". Ketika William James berceramah, ia bertanya pada peserta yang hadir "Apakah hidup layak untuk 'dihidupi' atau dijalani?". Beberapa orang menjawab dengan jawaban pesimis dan melankolis. Mereka menjawab dengan jawaban negatif, hidup tidak layak dijalani. Tentu saja tidak, William James menekankan bahwa ada tiga hal yang membuat seseorang merasa optimis, yaitu rasa percaya, kemungkinan dan harapan baru. Pesimis atau optimis mempunyai kemungkinan yang sama, bedanya, optimis lebih merasa yakin pada diri sendiri dan terbuka dengan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan merasa lebih bahagia. 

Balerina (@davidhofmann/unsplash.com)

Orang yang menyukai kebaruan dan spontanitas, khususnya cewek, nggak akan mudah percaya bahwa kebahagiaan hanya bisa didapat dengan satu cara. Mereka punya pikiran terbuka tentang segala kemungkinan yang membuatnya bisa merasa lebih bahagia. Kamu bagaimana? Masih percaya dengan kemungkinan yang tidak terduga?

Bermain (@gmat07/unsplash.com)