Cara Mengajarkan Empati ke Anak Usia di Bawah 10 Tahun

Cara Mengajarkan Empati ke Anak Usia di Bawah 10 Tahun

Setiap orang tua ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang memiliki empati dan peduli pada sesama. Anak yang menunjukkan empati mampu memahami dan menghargai pikiran, perasaan, dan pengalaman orang lain. Namun anak-anak dengan masalah perhatian atau keterampilan sosial mungkin kesulitan dengan keterampilan ini.

Kamu sebagai orangtua mungkin saat ini tidak yakin bagaimana cara mengajarkan empati kepada anak. Daripada bingung, coba lakukan beberapa tips mengajarkan empati kepada anak berikut ini deh!

1. Tunjukkan empati kepada anak ketika mereka sedang kesal.

Menjadi peka terhadap perasaan anak-anak dapat membantu mereka memahami bagaimana perasaan orang lain ketika seseorang menunjukkan empati. 

Misalnya:

Kamu sedang mencoba menyiapkan makan malam dan anak meminta es krim. Daripada marah-marah, cobalah untuk memberi tahu anak bahwa kamu memahami perasaan itu. Kamu mungkin berkata. “Aku tahu kamu sangat menginginkan es krim sekarang. Tapi aturannya adalah makan malam dulu, baru hidangan penutup. Ayo tulis di papan tulis kapan tepatnya kamu boleh makan es krim.”

2. Diskusikan strategi alternatif.

Lakukan ini saat anak sedang tenang, bukan saat sedang panas-panasnya. Kamu dapat berkata, “Kamu hebat karena bisa menunggu sampai setelah makan malam untuk makan es krim.”

3. Meningkatkan kesadaran akan isyarat nonverbal.

Anak-anak dengan masalah keterampilan sosial sering kali kesulitan memahami isyarat sosial. Misalnya, mata yang tertunduk dan postur tubuh yang merosot mungkin tidak dianggap sebagai sesuatu yang “menyedihkan” bagi mereka. Mereka mungkin memerlukan bantuan untuk mengenali pesan-pesan dari berbagai jenis bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara, serta mengetahui maksudnya masing-masing.

4. Mainkan game.

Mempelajari empati seharusnya tidak menjadi tugas bagi anak. Kamu bisa membuatnya menyenangkan. Duduklah di bangku taman bermain atau di mall bersama anak. Coba tebak suasana hati orang-orang yang lewat, dan jelaskan apa yang membuatmu berpikir orang tersebut sedang bahagia, sedih, atau marah.

Permainan semacam ini membantu anak memahami bagaimana ekspresi, bahasa tubuh, dan nada suara dapat menunjukkan perasaan seseorang.

5. Mainkan peran berbagai skenario

Anak yang memiliki rasa empati bagus (intipesan.com)

Beberapa anak dengan keterampilan sosial atau masalah perhatian mengalami kesulitan membayangkan bagaimana perasaan orang lain. Hal ini dapat terjadi dalam situasi sehari-hari atau dalam situasi yang lebih serius, seperti ketika seorang teman atau anggota keluarga sedang menghadapi kesedihan. Memainkan peran skenario, seperti misalnya jika ia tidak diundang ke pesta ulang tahun, apa yang akan ia rasakan. Permainan ini dapat memudahkan anak melihat sudut pandang orang lain.

6. Contohkan empati di depannya.

Ketika anak menunjukkan kurangnya empati dalam situasi sosial, berikan contoh empati. Misalnya, mungkin saat berjalan ke sekolah, anak lain meninggalkan sesuatu.

Kamu mungkin tergoda untuk langsung menyuruh anakmu mengambilkannnya. Sebaliknya, terjunlah untuk membantu anak itu. Kamu bisa berkata, “Hei Nak, barangmu ada yang tertinggal.”

Mengajarkan anak empati sejak kecil (medcom.id)