Menurut tradisi pengobatan Ayurveda India, air dingin dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada tubuh dan memperlambat proses pencernaan.
Tubuh memiliki suhu inti sekitar 36-37°C dan praktisi Ayurveda beralasan bahwa tubuh perlu mengeluarkan energi tambahan untuk mengembalikan suhu ini setelah minum air dingin.
Dalam pengobatan Barat, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa air dingin buruk bagi tubuh atau pencernaan. Minum banyak air dapat membantu tubuh mengeluarkan racun, membantu pencernaan, dan mencegah sembelit.
Risiko Minum Air Dingin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kondisi yang memengaruhi kerongkongan, atau saluran makanan, seperti akalasia, harus menghindari minum air dingin. Akalasia adalah kondisi langka yang dapat membuat sulit menelan makanan dan minuman.
Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa minum air dingin memperburuk gejala pada orang dengan akalasia. Namun, ketika peserta minum air panas, itu membantu menenangkan dan merelaksasikan saluran makanan, membuat makanan dan minuman lebih mudah ditelan.
Satu studi tahun 2001 yang melibatkan 669 wanita menunjukkan bahwa minum air dingin dapat menyebabkan sakit kepala pada sebagian orang.
Para peneliti melaporkan bahwa 7,6 persen peserta mengalami sakit kepala setelah minum 150 mililiter air dingin melalui sedotan. Mereka juga menemukan bahwa peserta dengan migrain aktif dua kali lebih mungkin mengalami sakit kepala setelah minum air dingin dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami migrain.
Beberapa orang mengklaim bahwa mengonsumsi minuman dan makanan dingin dapat menyebabkan sakit tenggorokan atau pilek. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Meski kurang baik untuk kesehatan, minum air es tidak merusak ginjal (merdeka.com)