Amerika Serikat (AS) memberikan bantuan kemanusiaan senilai 157 juta dolar AS (Rp2,4 triliun) kepada Lebanon yang sedang dilanda konflik, kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Pengumuman ini disampaikan ketika negara tersebut terus-menerus diserang oleh militer Israel dari perbatasan selatan Lebanon, yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat puluhan ribu orang mengungsi dari rumah mereka.
Pendanaan ini akan menangani "kebutuhan baru dan yang sudah ada bagi orang-orang yang mengungsi di dalam negeri serta populasi pengungsi di Lebanon dan komunitas yang menjadi tuan rumah mereka," kata Blinken dalam pernyataan pada Jumat.
Bantuan ini "juga akan mendukung mereka yang melarikan diri ke negara tetangga, Suriah," tambahnya.
Bantuan ini juga mencakup hampir 82 juta dolar AS (sekitar Rp1,27 triliun) dari Biro Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi Departemen Luar Negeri, serta 75 juta dolar AS (Rp1,17 triliun) dari Biro Bantuan Kemanusiaan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), ungkap Blinken.
Blinken menambahkan bahwa dari total dana tersebut, USAID telah mengalokasikan 11,5 juta dolar AS (sekitar Rp179,4 miliar) dan, bekerja sama dengan Kongres, berencana untuk merilis tambahan 63,5 juta dolar AS (sekitar Rp990,6 miliar) dalam beberapa pekan mendatang "guna memastikan bantuan kemanusiaan penting itu dapat terus menjangkau komunitas yang paling rentan."
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam peperangan lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan kelompok Hamas Palestina pada Oktober tahun lalu.
Setidaknya 2.011 orang telah tewas, lebih dari 9.500 terluka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon. Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat memperluas konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Perang Israel vs Lebanon (via CNBC Indonesia)