Seorang Pria Mencoba Eksperimen Konsumsi 720 Telur dalam Satu Bulan

Seorang Pria Mencoba Eksperimen Konsumsi 720 Telur dalam Satu Bulan

Seorang pria melakukan sebuah eksperimen ekstrem yakni mengkonsumsi 720 butir telur dalam satu bulan. Banyak yang mengetahui jika telur memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga baik untuk mata, otak dan bisa menurunkan berat badan.

Akan tetapi jika dikonsumsi berlebihan, hal ini bisa mengganggu sistem pencernaan seperti kembung. Selain itu, terlalu banyak makan telur jika bisa meningkatkan kadar kolesterol.

Akan tetapi, apa yang dilakukan Nick Norwitz ini berbeda. Pria yang sedang melanjutkan studi doktoral di Universitas Harvad itu menantang dirinya untuk makan telur ratusan biji demi bisa mengetahui apa dampaknya terhadap kolesterol.

Menurutnya, kadar lipoprotein densitas rendah (LDL) atau kolesterol jahat akan turun bila ia mengkonsumsi satu butir telur setiap jam dalam sehari selama satu bulan. Itulah mengapa ia penasaran ingin mencari tahu kebenarannya.

Dr. Norwitz mengunggah hasil penelitiannya ini di YouTube dan videonya telah ditonton sebanyak 170.000 kali. Saat mengungkap rencana dietnya, ia menunjukkan lebih dari 40 kotak telur ditumpuk. Telur itu ia kumpulkan di kamar selama percobaan, lapor mirror.co.uk (25/09/2024).

Namun ia tak menjelaskan apa saja makanan lain yang ia konsumsi selain telur dan apakah ia melakukan aktivitas fisik atau tidak. 

Menurut hipotesisnya, mengkonsumsi 720 butir telur selama sebulan tidak akan menambah tingkat kolesterolnya. Dan rupayanya, usai melakukan eksperimen itu, memang kondisi kolesterol jahat di tubuhnya tidak meningkat. 

Walaupun asupan kolesterol dalam makanannya meningkat lebih dari lima kali lipat, namun kolesterol jahat di tubuhnya malah menurun. Sebab, banyak ilmuwan dan dokter sebelumnya memperingatkan jika konsumsi terlalu banyak telur bisa meningkatkan resiko kesehatan salah satunya kolesterol jahat. 

Tetapi, apa yang menimpa pada Norwitz malah berbeda. Bahkan, kolesterol jahat di tubuhnya menurun sebanyak 18 persen. Hal ini kemudian membuat dirinya banyak mendapatkan pujian dari peneliti lainnya.

Ilustrasi telur rebus (via pexels)