Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa yang terjadi pada tanggal 26 Agustus 2024 lalu termasuk gempa megathrust. Di mana lempeng bumi di zona megathrust Samudra Hindia Selatan Pulau Jawa yang bergerak mengakibatkan gempa. Menurut BMKI, gempa tersebut disebut sebagai gempa yang dangkal jika dilihat berdasar lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Dari analisa BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 8,85° LS ; 110,17° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 km arah Barat Daya Gunungkidul pada kedalaman 42 km. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust)," jelas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi.
Daryono mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tidak mudah terpengaruh dengan berita hoax, serta memperhatikan bangunan retak yang rusak akibat gempa.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," kata Daryono.
Gempa megathrust tinggal tunggu waktu (liputan6.com)