Apa Itu Imposter Syndrome dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Apa Itu Imposter Syndrome dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Impostor syndrome adalah kondisi perasaan cemas dan perasaan gagal yang dimiliki seseorang. Padahal, belum tentu ia tidak kompeten. Kondisi ini seringkali membuat orang merasa seperti “penipu” atau “palsu” dan meragukan kemampuannya.

Seseorang yang mengalami sindrom ini biasa merasa tidak percaya diri atau kompeten, apa pun pencapaiannya. Mereka tidak merasakan nikmatnya kesuksesan karena mereka selalu merasa nantinya kelemahan mereka akan terungkap.

Lima Jenis Impostor Syndrome

Menurut peneliti Dr. Valerie Young, ada lima tipe impostor syndrome:

1. Perfeksionis. Jenis imposter syndrome ini melibatkan keyakinan bahwa, kamu selalu bisa melakukan yang lebih baik. Kamu bahkan merasa seperti penipu ulung karena sifat perfeksionis membuatmu percaya bahwa kamu tidak sebaik yang orang lain kira.

2. Ahli. Kamu yang sudah punya predikat ahli di bidangnya justru merasa seperti penipu ulung karena kamu tidak mengetahui segala sesuatu yang perlu diketahui tentang subjek atau topik bidang yang kamu tekuni atau kuasai. Karena masih banyak yang harus kamu pelajari, kamu merasa tidak patut mendapat predikat "ahli".

3. Jenius Alami. Kamu mungkin merasa seperti penipu hanya karena kamu tidak yakin bahwa kamu secara alami cerdas atau kompeten. Jika kamu tidak melakukan sesuatu dengan benar pada kali pertama atau kamu membutuhkan waktu lebih lama untuk menguasai suatu keterampilan, kamu merasa seperti penipu ulung.

4. Sang Solois. Mungkin juga kamu merasa seperti penipu jika kamu harus meminta bantuan untuk mencapai level atau status tertentu. Karena kamu tidak bisa mencapainya sendirian, kamu mempertanyakan kompetensi atau kemampuanmu.

5. Manusia Super. Jenis impostor ini melibatkan keyakinan bahwa kamu harus menjadi pekerja paling keras atau mencapai tingkat pencapaian setinggi mungkin dan, jika tidak, kamu adalah seorang penipu.

Cara Mengatasi Perasaan-Perasaan Buruk Akibat Imposter Syndrome

Apa yang orang lihat dengan apa yang kita lihat di diri kita (scienceofpeople.com)

Untuk mengatasi imposter syndrome, ada baiknya kamu mulai bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan sulit. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Keyakinan inti apa yang saya pegang tentang diri saya?

2. Apakah saya yakin saya layak mendapatkan cinta sebagaimana adanya?

3. Haruskah saya menjadi sempurna agar orang lain menyetujui saya?

Untuk mengatasi perasaan ini, kamu perlu merasa nyaman menghadapi beberapa keyakinan yang sudah mendarah daging yang kamu pegang tentang dirimu. 

Latihan ini mungkin sulit karena kamu mungkin tidak menyadari bahwa kamu memegangnya, namun berikut beberapa teknik yang dapat kamu gunakan:

1. Berbagi perasaan. Bicaralah dengan orang lain tentang perasaanmu. Keyakinan irasional cenderung memburuk jika disembunyikan dan tidak dibicarakan.

2. Fokus pada orang lain. Meskipun ini mungkin terasa berlawanan dengan intuisi, cobalah membantu orang lain yang mengalami situasi yang sama denganmu. 

3. Nilailah kemampuanmu. Jika kamu sudah lama meyakini ketidakmampuanmu dalam situasi sosial dan kinerja, buatlah penilaian yang realistis terhadap kemampuanmu. Tuliskan pencapaianmu dan apa yang kamu kuasai, lalu bandingkan dengan penilaian dirimu.

4. Ambil langkah kecil. Jangan berfokus pada melakukan sesuatu dengan sempurna, tetapi lakukanlah dengan wajar dan berikan penghargaan pada dirimu sendiri karena telah mengambil tindakan. 

5. Pertanyakan pemikiranmu. Saat kamu mulai menilai kemampuanmu dan mengambil langkah kecil, tanyakan apakah pikiranmu rasional. Apakah masuk akal untuk percaya bahwa kamu adalah penipu mengingat semua yang kamu ketahui?

6. Berhenti membandingkan. Setiap kali kamu membandingkan dirimu dengan orang lain dalam situasi sosial, kamu akan menemukan kesalahan pada dirimu yang menyulut perasaan tidak cukup baik atau tidak memiliki. Sebaliknya, selama percakapan, fokuslah mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. 

7. Gunakan media sosial secukupnya. Kita tahu bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan mungkin terkait dengan perasaan rendah diri. Jika kamu mencoba menampilkan gambaran di media sosial yang tidak sesuai dengan dirimu sebenarnya atau yang tidak mungkin dicapai, hal itu hanya akan memperburuk perasaanmu.

8. Berhentilah melawan perasaanmu. Jangan melawan perasaan tidak memiliki. Sebaliknya, cobalah untuk bersandar pada mereka dan menerimanya. Hanya ketika kamu mengakui perasaan-perasaan ini, kamu dapat mulai mengungkap keyakinan inti yang menghambatmu.

Cara mengatasi Imposter Syndrome (asana.com)