Perbedaan Antara: Ultra Processed Food, Junk Food, dan Instant Food

Perbedaan Antara: Ultra Processed Food, Junk Food, dan Instant Food

Di era ini semua orang butuh cepat, dan makanan olahan menjadi salah satu solusinya. Untuk tahu makanan mana yang sehat, kita perlu tahu jenis makanan apa yang tidak sehat. 

Tahukah kamu, bahwa makanan olahan dikategorikan dalam beberapa jenis seperti: ultra processed food, junk food, dan instant food. Lalu apa bedanya? Daripada bingung, yuk kita simak ulasannya berikut ini!

Ultra Processed Food

Makanan ultra-olahan (Ultra Processed Food atau UPF) adalah jenis makanan yang mengalami banyak tahap pemrosesan. Yakni termasuk pasteurisasi, pemanasan, pengalengan dan masih banyak lagi. 

Pada tahap pemrosesan, UPF seringkali ditambahkan gula dan garam dalam jumlah besar serta penambahan bahan lain seperti pewarna, perasa, dan pengawet untuk meningkatkan rasa dan daya tahan makanan. Ultra-processed food umumnya adalah minuman berkarbonasi, makanan ringan, permen, coklat, es krim, roti yang diproduksi dalam jumlah besar, kue, sereal, energy bar, minuman yoghurt, minuman instan, saus instan. 

Junk Food

Junk food berarti makanan sampah. Dari website Badan POM, istilah junk food digunakan untuk mendeskripsikan makanan yang mengandung kalori, lemak, gula, dan garam yang sangat tinggi, tetapi kandungan serat dan vitaminnya rendah. Beberapa contoh makanan junk food yakni pizza, burger, gorengan, jeroan.

Instant Food

Contoh ultra processed food (theguardian.com)

Makanan instan bisaanya terbagi menjadi dua jenis. Pertama, makanan instan yang siap saji tanpa perlu diolah. Kedua, memerlukan sedikit pengolahan, tapi prosesnya lebih mudah dan cepat. Makanan instan ternyata juga bisa dikategorikan sebagai ultra processed food karena proses pembuatannya yang kompleks. Beberapa contoh makanan instan yaitu, mie instan, bubur instan, sereal.

Dari ketiga jenis makanan di atas, faktanya jika kamu mengonsumsinya maka akan muncul dampak yang tidak baik pada tubuh. Nah, berikut ini adalah dampak risiko mengonsumsi dalam jangka panjang bagi kesehatan.

1. Menjadi kecanduan

Kandungan natrium, gula, lemak dan bahan aditif pada makanan olahan ternyata mampu menyebabkan kecanduan bagi mereka yang mengonsumsinya. Ini bukanlah hal yang sepele, karena jika seseorang sudah mencapai tahap ketagihan maka akan berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang.

2. Meningkatkan risiko obesitas

UPF, Junk Food, Intant Food, ternyata juga mengandung kalori dalam jumlah yang cukup besar. Mengonsumsinya tanpa memperhatikan kebutuhan kalori harian kita akan sangat berisiko membuat tubuh kita masuk ke dalam fase obesitas dan mengancam munculnya gangguan penyakit kronis.

3. Muncul gangguan penyakit kronis

Ketika seseorang sudah masuk ke dalam fase kecanduan dan mengalami kenaikan berat badan, dan masih belum menghentikan kebisaaan mengonsumsi ketiga jenis makanan ini, maka risiko munculnya gangguan kesehatan akan sangat besar. Gangguan kesehatan tersebut mencakup diabetes tipe 2, hipertensi, stroke, dan bahkan risiko terkena kanker.

Untuk menhindari ketiga dampak tidak baik di atas yang bisa terjadi pada tubuh kamu, maka kamu perlu membatasi diri dalam mengonsumsi ketiga jenis makanan tersebut. Kamu juga bisa beralih ke masakan rumah yang lebih aman untuk dikonsumsi karena kamu bisa mengontrol sepenuhnya makanan yang akan kamu konsumsi sesuai takaran yang tepat. 

Makanan instant (puraindonesia.com)