Selain mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional, tahukah kamu bahwa stres juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif seseorang? Tanda-tanda kognitif dari stres sering kali diabaikan, tetapi mereka bisa menjadi indikator penting bahwa seseorang membutuhkan bantuan atau perubahan dalam hidup mereka. Berikut adalah beberapa perubahan kognitif yang menjadi tanda-tanda stres beserta rekomendasi penanganannya:
1. Mudah Lupa
Salah satu tanda-tanda stres yang paling umum adalah mudah lupa. Saat seseorang mengalami stres, tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Hormon ini, meskipun berguna dalam situasi darurat, dapat merusak area otak yang bertanggung jawab untuk memori jika diproduksi secara berlebihan dalam jangka waktu panjang. Akibatnya, seseorang yang mengalami stres mungkin akan sering lupa dengan tugas-tugas sehari-hari, janji temu, atau informasi penting lainnya.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi stres, seperti berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi, dan cukup tidur. Selain itu, teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan fungsi memori.
2. Khawatir dan Cemas Berlebihan
Perubahan Kognitif yang Menandakan Stres (via Alodokter)
Stres sering kali membuat seseorang merasa khawatir dan cemas berlebihan. Pikiran mereka cenderung berputar pada kemungkinan terburuk, dan ini bisa mengganggu kemampuan mereka untuk berpikir jernih dan membuat keputusan yang rasional. Ketika rasa khawatir dan cemas menjadi berlebihan, hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan bahkan kondisi kesehatan mental yang lebih serius seperti gangguan kecemasan.
Mengelola kecemasan berlebihan dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui terapi bicara dengan seorang profesional kesehatan mental, latihan pernapasan dalam, dan menjaga pola hidup sehat. Menulis jurnal juga bisa menjadi cara efektif untuk mengelola kecemasan dengan membantu mengorganisir pikiran dan perasaan.
3. Sering Ragu-ragu
Perubahan Kognitif yang Menandakan Stres (via Pos Belitung)
Orang yang mengalami stres sering kali merasa sulit untuk membuat keputusan. Mereka mungkin merasa terjebak dalam siklus ragu-ragu, memikirkan berbagai pilihan dan kemungkinan tanpa bisa memilih yang terbaik. Rasa takut akan membuat kesalahan atau keputusan yang salah dapat memperparah stres, menciptakan lingkaran setan yang sulit untuk diputus.
Untuk mengatasi keraguan ini, penting untuk berlatih membuat keputusan kecil terlebih dahulu untuk membangun kepercayaan diri. Selain itu, menetapkan batas waktu untuk membuat keputusan dapat membantu mencegah penundaan yang disebabkan oleh stres. Diskusi dengan teman atau mentor juga bisa memberikan perspektif baru yang membantu dalam pengambilan keputusan.
4. Kurang Konsentrasi
Perubahan Kognitif yang Menandakan Stres (via CNN Indonesia)
Stres juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Pikiran yang terlalu sibuk dengan masalah-masalah stres dapat membuat sulit untuk fokus pada tugas-tugas yang ada. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja, serta meningkatkan risiko membuat kesalahan.
Untuk meningkatkan konsentrasi, penting untuk mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, latihan mindfulness, dan pernapasan dalam. Selain itu, membuat jadwal kerja yang teratur dan memberikan waktu istirahat yang cukup dapat membantu menjaga fokus dan produktivitas. Menghindari gangguan seperti ponsel atau media sosial selama bekerja juga bisa sangat bermanfaat.
Perubahan kognitif seperti yang disebutkan di atas merupakan tanda-tanda umum dari stres , yang bisa berujung pada masalah kesehatan mental. Mengidentifikasi tanda-tanda ini dengan cepat dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres dapat membantu mencegah dampak negatif lebih lanjut pada kesehatan mental dan fisik. Dengan menjaga pola hidup sehat, mencari dukungan, dan menerapkan teknik relaksasi, seseorang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Perubahan Kognitif yang Menandakan Stres (via Hermina Hospitals)