Layaknya penyakit kronis, depresi terbukti bisa menjadi pembunuh yang tak pernah pandang bulu. Hal inilah yang dialami oleh seorang perempuan asal Belanda bernama Jolanda Fun.
Dia telah bertahun-tahun berjuang melawan masalah kesehatan mental sehingga akhirnya memilih jalan pintas. Perempuan depresi ini akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya dengan cara suntik mati.
Kisah ini dibagikan oleh kekasih Jolanda Fun, Peter Silvius, melalui unggahan di akun Facebook. Dia menuliskan pesan haru atas kematian sosok yang sangat dicintainya. Adapun Jolanda Fun telah memilih mengakhiri hidupnya dengan suntik mati pada 25 April 2024 lalu, bertepatan dengan ulang tahun mendiang yang ke-34.
"Jolanda-ku tersayang. Hari ini adalah hari ulang tahunmu dan merupakan hari di mana keinginanmu menjadi kenyataan, sebuah hari dengan dua sisi. Aku akan sangat merindukanmu saat kamu memulai perjalanan terakhirmu menuju tempat di mana kamu akan menemukan kedamaian dan tidak lagi merasakan sakit. Aku mencintaimu, kamu selalu ada di hatiku, jalani perjalanan terakhirmu dengan baik dan sampai jumpa nanti xx," demikian kata-kata yang diunggah Peter di akin Facebooknya.
Sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya, Jolanda sempat melakukan wawancara dengan The Sunday Times. Dia mengaku telah tujuh tahun berhadapan dengan depresi dan sudah melakukan berbagai usaha untuk memulihkan kondisinya. Dia mengaku sudah mengalami berbagai macam kondisi mental, mulai dari depresi, autisme, hingga masalah belajar. Selama ini, dia seperti memakai topeng yang membuatnta tak pernah merasakan kebahagiaan sejati.
“Kehidupanku gelap, terlalu banyak stimulasi, kekacauan di kepalaku, kesepian," demikian ungkapan Jolanda saat menggambarkann kehidupannya. "Kebanyakan waktu saya hanya merasa sangat buruk, sedih, down, muram. Orang tidak melihatnya, karena itulah topeng yang saya pakai dan itulah yang Anda pelajari dalam hidup," lanjutnya lagi.
Jolanda Fun (via The Times)
Jolanda pada dasarnya sudah mendapat cukup banyak cinta dan perhatian dari keluarga. Meski demikian, hal itu tak membuatnya menghentikan keputusan menjalani suntik mati (euthanasia) yang dilakukan oleh dokter karena depresi sudah terlalu menyiksanya. Dia menilai bahwa hal ini jauh lebih bermartabat.
"Ini adalah kematian dengan cara yang bermartabat, tanpa rasa sakit, dilakukan oleh dokter. Orang yang Anda cintai bisa hadir di sana. Dan tidak ada yang menemukan Anda dalam keadaan yang mengerikan atau Anda tidak akan mengalami nasib buruk dan bahkan lebih buruk dari percobaan bunuh diri," ungkap Jolanda Fun saat wawancara sebelum hari kematiannya.
Jolanda Fun (via Aftenposten)