Genosida atau pembantaian massal pernah dilakukan oleh Nazi yang saat itu berkuasa atas Jerman. Pembantaian tersebut dilakukan untuk memberangus orang Yahudi. Otaknya, tidak lain tidak bukan adalah Adolf Hitler.
Menurut Hitler, bangsanya, bangsa Arya yang umumnya adalah orang Jerman adalah orang-orang terpilih. Hitler juga menganggap bahwa bangsa Yahudi adalah perusak kemurnian ras Arya yang patut dimusuhi.
Itulah mengapa Hitler ingin sekali memberangus semua rakyat Yahudi. Ia jugalah yang kemudian menebar kebencian dan propaganda agar masyarakat Jerman memusuhi bangsa Yahudi.
Mengutip The Washington Post. Pada masa itu, sekitar tahun 1930-an, Nazi menggunakan berbagai taktik agar bangsa Yahudi dibenci Jerman. Hitler menggunakan berbagai jenis alat komunikasi dalam taktiknya.
Nazi terus meneruskan menjual pesan yang menjatuhkan dan menebar kebencian terhadap bangsa Yahudi. Naji memanfaatkan pers Jerman untuk mengkriminalisasi Yahudi dalam arahannya.
Salah satu propaganda yang terus menerus disebarkan pada tahun 2940 adalah bahwa orang-orang Yahudi tidak seperti bangsa negara lain. Bangsa Yahudi membawa kriminalitas turun temurun.
Hitler menyebut bangsa Yahudi sebagai parasit budaya yang terus mengembara. Terbukti hari ini Bangsa Yahudi menjadi parasit hidup Palestina.
Salah satu kasus genosida (dunia.tempo.co)
Sebuah koran Jerman "Der Sturmer" bahkan mencetak kartun dengan tema anti-Semit secara rutin. Pada akhir tahun 1930-an, propaganda anti-Semit tersebut semakin gencar. Sehingga radikalisme anti-Semit semakin meningkat.
Bangsa Jerman khususnya Nazi takut, apa yang akan terjadi di masa modern jika bangsa Yahudi dibiarkan hidup. Sebuah penelitian academia.oup.com membahas tentang kebenaran batin tetua Zion dalam propaganda Nazi di tahun 1933-1945.
Nazi melakukan genosida atas alasan ketakutan bahwa bangsa Yahudi akan jadi ancaman di masa depan. Sebab, menurut ramalan yang tertuang dalam dokumen "The Protocol of The Elders of Zion", bangsa Yahudi akan menguasai dunia.
Meskipun awalnya dianggap sebagai berita palsu, dokumen tersebut cukup membuat Adolf Hitler dan Goebbels takut. Pada tahun 1924, seseorang bernama Joseph Goebbels menulis dalam buku hariannya bahwa "Protokol Para Tetua Zion" adalah sebuah pemalsuan.
Sosok di balik Genosida Bangsa Yahudi (manado.tribunnews.com)
"Itu bukan karena pandangan dunia aspirasi Yahudi yang diekspresikan di dalamnya terlalu utopis atau fantastis orang melihat hari ini, bagaimana satu hal demi satu dari The Protocols direalisasikan melainkan karena saya tidak berpikir orang Yahudi begitu bodoh sehingga tidak mematuhinya."
Di waktu yang sama, Adolf Hitler mendikte Mein Kampf, salah satu pemimpin Nazi yang lain. Mereka berdua kompak menganggap The Protocols adalah palsu dan menganggap isinya hanya kebenaran batin.
Namun, 19 tahu kemudian, kedua pemimpin tersebut membahas kembali The Protocols. Waktu itu adalah tepat sebelum Goebbels meluncurkan salah satu kampanye anti-semit rutin.
Menurut Hitler dan menteri propaganda dalam, Protokol Zionis dapat mengklaim keaslian mutlak. Bangsa Yahudi punya rencana untuk menguasai dunia. Dan selain bangsa Yahudi sendiri, tidak ada yang tahu apa rencana mereka.
Dokumen "The Protocols" (washington.edu)