Fakta Desa Kumuh Guryong di Korea Selatan yang Jauh dari Dunia Gemerlap K-Pop

Fakta Desa Kumuh Guryong di Korea Selatan yang Jauh dari Dunia Gemerlap K-Pop

Pesona Korea Selatan memang gak ada habisnya. Negara ginseng ini kini tak hanya populer lewat dramanya tapi juga lewat bisnis kecantikan dan tentu saja K-Popnya. 

Dari tua muda, laki-laki perempuan, semua merasakan begitu besarnya efek "Korean Wave" atau demam Korea. Gak cuma di Indonesia, bahkan di seluruh dunia merasakannya lho!

Namun, gak ada yang nyangka kalau di balik dunia hiburan Korea. Ada desa Guryong yang bisa dibilang jauh dari citra negara Korea yang maju, indah, modern, dan bersih. 

Fakta tentang Desa Guryong

Kamu yang akrab dengan Korean Wave tentu gak asing dengan salah satu distrik di Korea yang bernama Gangnam. Distrik ini dipopulerkan oleh PSY yang menyanyikan lagu "Oppa Gangnam Style". 

Gangnam memang terkenal sebagai distrik terkaya di Seoul. Di sana kamu bisa melihat banyak gedung pencakar langit layaknya ibu kota negara yang maju. 

Namun, kontras dengan kondisi Gangnam yang maju dan bersih. Ada sebuah desa bernama Guryong yang penuh dengan bangunan kumuh. Desa ini terletak di salah satu sudut di Gangnam.

Bukan dihiasi gedung pencakar langit. Desa Guryong justru tampak menyedihkan dengan perkampungan rumah berdinding kayu rapuh dan bahkan juga kain. Banyak juga sampah dan serangga yang menghiasi desa tersebut.

Pindah Akibat Penggusuran dan Iming-Iming

Gedung tinggi di Gangnam dan perkampungan Kumuh Guryong (diadona.id)

Mengutip IDN, pada tahun 80-an banyak penduduk miskin mengalami penggusuran karena wilayah tempat mereka tinggal akan digunakan untuk pembangunan proyek untuk olimpiade.

Karena tak punya tempat tinggal, mereka akhirnya ke Guryong untuk melanjutkan hidup. Padahal di tempat tinggal sebelumnya, mereka disuruh pindah dengan diiming-imingi akan tinggal di apartemen. Namun sayangnya, itu hanya janji kosong.

Dihidupi Pemerintah

Hidup di daerah kumuh yang biaya hidup tinggi tentu sangat sulit bagi warga Guryong. Mengutip CNN, salah satu penduduk bahkan bisa hidup karena mendapat sokongan dari pemerintah yang hanya sebesar Rp2,4 juta per bulan.

Jadi, gak heran jika warga Guryong kemudian jadi sering memanfaatkan fasilitas umum yang bentuknya sudah memprihatinkan tersebut.

Desa yang Mirip Penampungan

Rumah-rumah di Desa Guryong (yukepo.com)

Karena kondisinya yang jauh dari kesan layak. Desa guryong tampak lebih mirip seperti tempat penampungan. 

Warga di sana pun berusaha semampu mereka untuk tetap menciptakan lingkungan yang sehidup mungkin. Mereka bahkan membangun gereja, taman kanak-kanak, dan bangunan umum lainnya.

Duh, sedih banget ya ges. Ternyata semaju apa pun negaranya, mereka tetap memiliki daerah kumuh.

Penampakan Desa Guryong yang Kumuh (suar.grid.id)