Bekal Ramadan: Sejarah Mudik yang Jadi Tradisi di Indonesia, Ternyata Dimulai Sejak Zaman Kerajaan

Sejarah dan awal mula mudik di Indonesia yang seakan sudah menjadi tradisi menjelang Lebaran.

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran identik dengan mudik. Kegiatan mudik atau pulang ke kampung halaman ini seakan sudah menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia yang dilakukan menjelang perayaan hari raya agama, terutama Idul Fitri. 

Setiap tahunnya, mereka yang hidup dan tinggal di berbagai kota di Indonesia berbondong-bondong kembali ke kota asal orangtua. Momen ini juga dimanfaatkan untuk menjalin silahturahmi kepada orangtua, kerabat dan tetangga.

Fenomena mudik ini sendiri bukanlah sesuatu yang baru. Sejarah mudik di Indonesia dapat ditelusuri hingga zaman kerajaan di Indonesia. Lantas bagaimana sejarah mudik hingga awal mulanya terjadi di Indonesia? Simak penjelasannya di bawah ini!

Pengertian Mudik

Kata 'Mudik' memiliki banyak arti. Ada yang menyebut kalau "mudik" berasal dari Bahasa Jawa, yaitu singkatan dari "mulih dilik", yang berarti pulang ke kampung halaman sebentar. Tapi ada pula yang menyebut "mudik" berasal dari bahasa Melayu "udik", yang berarti hulu atau ujung.

Dahulu, tradisi masyarakat Melayu yang tinggal di daerah hulu sungai sering melakukan perjalanan ke daerah hilir sungai menggunakan perahu atau biduk untuk menemui sanak saudara yang tinggalnya di lokasi yang jauh dari kediaman mereka.

Meski begitu, tradisi mudik bermakna pulang ke kampung halaman ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Pelaksanaan mudik ini bertujuan untuk merayakan Hari Kemenangan bersama dengan keluarga di kampung halaman.

Sejarah Mudik di Indonesia

Ilustrasi Mudik (Kompas)

Fenomena ini kabarnya sudah ada sejak sebelum zaman kerajaan Majapahit dan kerajaan Mataram Islam. Ketika itu, para petani yang berkelana menjadikan mudik sebagai tradisi kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama saudara. 

Di momen tersebut, para petani juga akan membersihkan makam leluhur dalam rangka meminta permohonan keselamatan dalam mencari rezeki di perantauan. Pada saat itu, mudik tidak memiliki keterkaitan dengan perayaan Idul Fitri. 

Sampai akhirnya sekitar tahun 1970-an, istilah "mudik" semakin populer dan mulai dikaitkan dengan Lebaran. Saat itu, Jakarta menjadi magnet bagi penduduk desa yang berbondong-bondong merantau untuk mencari pekerjaan.

Sejarah Mudik di Indonesia (Good News From Indonesia)

Perantau yang berada di Kota Jakarta akhirnya memanfaatkan cuti panjang di momen Hari Raya Idul Fitri untuk kembali ke kampung halaman. Hingga saat ini, mudik sudah menjadi tradisi bagi seseorang yang merantau di kota orang lain untuk pulang ke kampung halaman merayakan Lebaran.

Adapun pelaksanaan mudik ini ditandai dengan padatnya arus lalu lintas setiap tahun baik jalur darat, udara, maupun laut. Selain itu, pelaksanaan mudik juga menjadi salah satu bentuk menghormati orang tua dan keluarga besar di kampung halaman.

Situasi Para Pemudik di Stasiun (ANTARA)