Selama ini, Facebook dikenal dunia sebagai salah satu perusahaan teknologi yang paling hepi. Di balik itu, ternyata kebahagiaan para karyawannya semu gengs. Huft~
Seperti dikutip CNBC, salah seorang mantan karyawan Facebook mengakui bahwa kondisi kerja di perusahaan teknologi itu tak semenyenangkan yang dibayangkan.
Beberapa hal yang membuat karyawan gak hepi adalah ketika mereka selalu diminta tampil meyakinkan bahwa Facebook merupakan tempat kerja yang mereka cintai.
"Budaya sebenarnya (di Facebook) adalah tidak peduli buruknya kondisimu, kamu harus terlihat menyukai tempat itu. Hal itu tidak baik, ini bukan tempat kerja yang baik," kata seorang mantan karyawan yang mundur pada Oktober tahun lalu.
Setiap individu di sana juga dipaksa, sekali lagi ... d-i-p-a-k-s-a, untuk menjalin pertemanan dengan rekan-rekan dalam setiap kesempatan kerja. Kenapa? Ya, karena Facebook punya sistem penilaian karyawan berdasarkan pada ulasan rekan-rekan kerja mereka pula.
Kantornya Facebook, Silicon Valley (independent.co.uk)
Salah seorang manajer di Facebook yang udah keluar dari perusahaan Mark Zuckerberg itu bilang kalo sistem ini mirip dengan kontes popularitas.
Setelah teman-teman mengulas teman-teman lainnya, ulasan itu akan dikirim ke manajer secara anonim. Biasanya hal itu udah gak bisa menyangkal lagi. Karyawan gak bisa bikin pembelaan apa pun.
Di samping itu, eks pegawai Facebook itu juga mengungkapkan kalo ada sejumlah pengalaman buruk yang menghantui hari-harinya selama di Facebook. Dia bilang, sejumlah karyawan yang tidak menghadiri kegiatan di luar kantor kadang juga akan mendapat ulasan buruk dari teman-temannya.
Mark Zuckerberg sama karyawan-karyawannya (recode.net)
Kehidupan kerja yang begini pelik bahkan ditutup-tutupi juga lho dengan unggahan-unggahan menarik yang dipampang di laman Facebook sang karyawan. Ironis sekali. Biasanya, karyawan itu mengunggah mengenai dampak positif Facebook, termasuk sejumlah proyek perusahaan.
"Itu merupakan bagian dari penilaian sekliagus menarik perhatian para manager. Jadi, banyak karyawan yang sangat memperhitungkan relasi yang mereka bangun di kantornya, termasuk kerja sama yang dilakukannya," kata karyawan lain yang 'cabut' dari Facebook tahun 2016 lalu.
Like', atau 'dislike'? (enterpreneur.com)
Berdasarkan sebuah survey internal terkait sikap dan moral karyawan Facebook, diketahui bahwa para karyawan tak lagi sebahagia dulu. The Wall Street Journal pun melaporkan hasil survey yang menyebut bahwa optimisme karyawan Facebook anjlok dalam beberapa tahun terakhir.
Padahal tahun 2017 lalu, sebesar 84 persen karyawan mengatakan bahwa mereka optimis terhadap masa depan perusahaan. Namun kini, tingkat optimisme itu merosot jadi 52 persen aja.
Kantor Facebook (dailyhive.com)
Jika pada 2017 lalu 72 persen karyawan menyebut Facebook membuat dunia jadi tempat yang lebih baik, beda lagi juga dengan sekarang. Kini, angka itu turun jadi 53 persen. Itu berarti ada sekitar 47 persen karyawan yang berpikir sebaliknya. Hmm.
Data-data di atas, sebagaimana dikutip Business Insider, berasal dari survei internal Facebook yang berjalan dua kali setahun. Hal ini akan memberikan gambaran baru soal sikap dan tanggapan karyawan Facebook atas banyaknya skandal yang mereka hadapi.
Suasana kantor Facebook (bizjournals.com)
Sebuah infomasi yang dilaporkan BuzzFeed News menyatakan bahwa karyawan Facebook ternyata sampe niat banget beli ponsel sekali pakai (disposable). Buat apa?
Ternyata, ponsel sekali pakai itu mereka gunakan untuk menjelek-jelekkan perusahaan mereka sendiri. Dan itu adalah pengakuan mantan karyawan Facebook.
Skandal yang menimpa Facebook juga telah membuat suasana di internal Faacebook jadi gak bersahabat lagi. Karyawan terpecah belah, ada yang setia pada pemimpin Facebook, ada juga kelompok yang menyiapkan "kehancuran yang lebih besar" untuk kantornya sendiri.
THANKS~ (genk.vn)