Banyak orang menganggap bahwa ayam potong, atau sering dikenal sebagai ayam broiler, tumbuh besar karena diberi hormon pertumbuhan buatan atau steroid untuk membuatnya lebih montok. Faktanya, hal ini tidak benar.
Ada beberapa alasan mengapa hormon pertumbuhan tidak digunakan pada ayam broiler, tapi itu bukan karena pabrik peternakan besar peduli terhadap kesehatan kita atau kesejahteraan ayam. Hal ini lantaran cara itu dianggap tidak efektif dan terlalu mahal.
Mengapa Ayam Broiler Begitu Besar?
Alih-alih menggunakan hormon atau steroid, industri unggas menciptakan unggas yang lebih besar dengan menggunakan antibiotik dan “pembiakan selektif” selama bertahun-tahun.
Perkawinan selektif adalah proses mengawinkan dua hewan dengan kualitas yang diinginkan sehingga keturunannya akan memiliki sifat-sifat tersebut juga. Dalam kasus ayam broiler, mereka dibiakkan secara selektif untuk tumbuh menjadi besar secara tidak wajar dengan kecepatan yang sangat cepat, 300% lebih cepat dibandingkan ayam pada tahun 1960.
Karena praktik pembiakan yang intens dan penggunaan antibiotik secara bebas, ayam saat ini memiliki nafsu makan yang jauh lebih besar, dan tubuh mereka sangat efisien dalam mengubah makanan yang mereka makan menjadi daging.
Ayam broiler yang begitu besar (habaaceh.id)
Hal ini menjelaskan mengapa produk ayam menjadi produk yang populer dan murah di restoran dan toko kelontong di seluruh negeri. Namun, hal ini juga berkontribusi terhadap rasa sakit dan penderitaan yang dihadapi jutaan ayam broiler setiap hari.
Kondisi yang dihadapi burung-burung cerdas dan emosional ini di pabrik peternakan sudah cukup mengerikan. Memaksa ayam untuk tumbuh sangat besar, bahkan beberapa di antaranya menjadi sangat besar sehingga mereka bahkan tidak mampu berdiri, membuat mereka rentan terhadap sejumlah masalah kesehatan yang akan membuat mereka tidak sehat sepanjang hidup.
Apakah Hormon dalam Produk Hewani Mempengaruhi Hormon Manusia?
Perbedaan ayam potong dari masa ke masa (quora.com)
Meskipun ayam tidak disuntik dengan hormon pertumbuhan, ayam mengandung hormon alami yang mengatur banyak fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan dan kesuburan. Saat manusia makan daging ayam, mereka juga menelan hormonnya. Para ilmuwan masih mempelajari bagaimana hal ini dapat berdampak pada tubuh dan kesehatan kita.
Pada tahun 2010, sekelompok peneliti menyimpulkan bahwa mengonsumsi daging ayam yang kaya estrogen "tidak dapat diabaikan sebagai faktor yang mengatur kesehatan manusia". Para peneliti juga melaporkan bahwa paparan daging yang tinggi estrogen sepanjang hidup "dapat dikaitkan dengan timbulnya kanker yang bergantung pada hormon."
Peternakan ayam potong (idxchannel.com)