Dandhy Laksono sutradara film Dirty Vote menjadi sosok yang viral jelang pemilu 2024. Bayangkan saja saat masa tenang jelang pemilu, film Dirty Vote muncul ke publik. Film ini menceritakan soal dugaan skenario kecurangan pemilu 2024 hingga sebutan presiden Jokowi diduga tidak netral.
Ia mengaku membuat film ini karena mengalami keresahan. Ternyata keresahan yang dirasakannya tak dia rasakan sendiri. Banyak orang yang sejalan dengannya dan bersama-sama membuat Dirty Vote menjadi sebuah karya yang menakjubkan. Meskipun tetap saja ada pihak yang mencibir film itu bahkan menyebut isi film itu banyak fitnah.
Sebenarnya sudah cukup lama Dandhy menjadi sutradara dan membuat banyak film dokumenter. Uniknya dari banyak film ada beberapa film yang muncul jelang pemilu. Makanya ada anggapan Dandhy diduga terkait dengan salah satu pihak atau paslon yang bisa menjatuhkan paslon lain lewat film. Apa saja film karyanya selain Dirty Vote?
Sexy Killer
Film ini tayang beberapa hari sebelum pemilu 2019. Film ini memotret kondisi lingkungan di banyak daerah Indonesia yang tercemar karena proyek bisnis tambang batu bara yang dimiliki oleh konglomerat. Konglomerat pengusaha tambang juga berafiliasi dengan para capres dan cawapres pada pemilu 2019 lalu.
Berdurasi 90 menit, film ini juga menampilkan kehidupan miris masyarakat yang tinggal di dekat proyek PLTU hingga pertambangan yang menderita, mulai dari kemiskinan hingga sakit akibat gangguan kesehatan dari limbah tersebut.
Pulau Plastik
Pulau Plastik menceritakan tentang tiga orang yang menelusuri jejak sampah plastik yang masuk ke dalam rantai makanan manusia. Dampaknya pada kesehatan manusia dan bagaimana cara mengurangi polusi plastik. Film ini dibuat secara bersama-sama dengan Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan Watchdoc.
Sutradara Film Dirty Vote (Tribunnewswiki)
YANG KETU7UH
Film ini juga bernuansa politik. Film dokumenter ini dirilis pada 1 Januari 2014. Film ini menceritakan tentang dua kandidat capres dan cawapres pemilu 2014 yakni Prabowo Subianto–Hatta Rajasa dan Joko Widodo–Jusuf Kalla. Berdurasi 75 menit, film ini juga mengisahkan pendukung masing-masing capres dan cawapres.
Memang masih banyak lagi film-film karya Dandhy Laksono selain keempat yang dibahas tadi. Film-film itu antara lain The Bajau tentang kehidupan suku Bajo yang hidup kekinian, End Game tentang masalah korupsi di Indonesia dimana penyidik KPK yang berprestasi diduga disingkirkan oleh segelintir pihak.
Sutradara Film Dirty Vote (Kompas Entertainment)