Seorang WNI atau Warga Negara Indonesia sedang hamil dan tinggal di Jepang. Wanita yang tidak diketahui identitas dan sosoknya itu menceritakan keberuntungan yang didapatkan selama tinggal di Jepang. Wanita hamil di Jepang benar-benar mendapatkan bantuan yang luar biasa dibandingkan kalau jadi wanita hamil di Indonesia.
Mengutip dari Instagram @folkshitt, wanita itu menceritakan bahwa di Jepang tidak terdapat susu hamil. Sehingga dokter kandungan menyarankan untuk makan semua makanan yang disuka oleh wanita hamil itu. Bahkan dokter kandungan di Jepang sangat ketat terkait ibu hamil yang memiliki kenaikan berat badan. “1 bulan cuma boleh naik 1 kg,” tulisnya.
Kemudian wanita itu juga mengisahkan bahwa sejak awal-awal hamil dirinya mendapatkan tanda khusus pengenal bahwa dirinya sedang hamil. Tanda itu mirip gantungan kunci yang bisa diletakan di tas. “Biar kalo hamilnya gak keliatanpun bakal ketahuan orang-orang. Waktu hamil muda aku naik kereta penuh pas orang lihat ini (tanda) langsung ngasih tempat duduk,” tambahnya.
Wanita hamil itu juga menuliskan curhatnya bahwa ia mendapatkan tunjangan selama hamil dari pemerintah Jepang. Meskipun harus menuliskan data-data pribadi. Saat hamil ia mendapat uang sekitar Rp 5 juta dan setelah melahirkan mendapatkan uang Rp 5 juta jadi total yang didapatkan mencapai Rp 10 juta.
Sebagi ibu hamil yang akan menyambut sang buah hati, wanita itu mendapat pelatihan bagaimana cara mengasuh bayi yang baru lahir secara gratis. Bahkan ada seorang pengsuh bayi yang diperkerjakan pemerintah Jepang untuk membantu ibu yang baru melahirkan. Selama sebulan pengasuh itu bisa bekerja tanpa harus dibayar oleh wanita yang baru melahirkan.
Yang bikin terkejut lagi saat wanita WNI itu mendapatkan uang dari perusahaan tempatnya bekerja. Ia mengantongi uang sebesar Rp 40 juta selama cuti hamil. Dan setelah melahirkan, perusahaan memberinya tambahan uang sekitar Rp 50 juta. “Setauku ini nominalnya tiap daerah / perusahaan berbeda,” tulisnya.
WNI Hamil dan Melahirkan di Jepang (Instagram @folkshitt)
Meskipun saat proses persalinan wanita itu harus sendirian. Pihak rumah sakit melarang ibu yang menjalani persalinan didampingi keluarga bahkan suaminya sendiri. Ia hanya didampingi oleh perawat dan dokter yang membantu. “Suster dan dokternya ramah ramah banget, trauma pernah dijutekin suster di indo (Indonesia),” tulisnya.
Pengakuan wanita hamil dan melahirkan di Jepang mendatangkan reaksi warganet dari Indonesia. “Karena di japan tingkat kelahirannya kecil atau sedikit, perempuan disana pda gax mau hamil,” tulis seorang warganet. “idaman beud lahiran dsana, bukan masalah tunjangan uangnya...tapi fasilitas buat ibu hamilnya, dr hamil - lahiran dipantau terus,” tambah warganet lain.
WNI Hamil dan Melahirkan di Jepang (Instagram @folkshitt)