Rasa gemas memang susah untuk dijelaskan dengan kata-kata ketika mengalaminya. Ujung-ujungnya meremas, menggigit atau mencubit. Jika kamu pernah mengalaminya, artinya kamu sedang mengalami cute aggression. Dilansir Kompas.com, cute aggression ini merupakan hasil kerja otak yang merangsang perasaan akhirnya terjadi aktivitas meremas, menggigit atau mencubit.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Katherine Stavropoulos, cute aggression adalah respon neurologi yang rumit dan melibatkan bagian-bagian otak. Sehingga susah untuk dijelaskan dan besar kemungkinan menimbulkan tindakan tertentu. Contohnya seperti meremas buble wrap atau meremas muka kucing yang lucu. Peneliti kognitif science dari Universitas Calofornia menjelaskan lebih lanjut bahwa aktivitas tersebut adalah sistem penghargaan otak. Sedangkan rasa 'ingin' dan 'senang' merupakan respon emosional.
Gambar kucing menggemaskan (zastavki.com)
Penelitian Stavropoulos melibatkan 54 responden dengan usia 18 hingga 40 tahun. Setiap responden mengalami cute aggression setelah melihat 124 foto bayi yang menggemaskan. Setelah melihat foto tersebut, responden menjawab sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan pengalamannya. Hasilnya? 64 persen mengaku ingin meremas bayi tersebut dan 74 persen mengaku meremas dan mencubit. Lebih lanjut, tindakan tersebut tidak berpotensi melakukan tindak kekerasan. Justru, responden mengungkapkan bahwa mereka ingin merawat bayi yang lucu.
Gemas hingga ingin meremas (bukalapak.com)
Cute aggression diduga bisa mempengaruhi ketahanan hidup seseorang. Seseorang yang mengalaminya justru menghasilkan emosi positif. Sedangkan dikutip dari Gobroadreach.com, emosi negatif yang mempunyai potensi membuat menagis bisa terjadi karena otak tidak bisa mengatasi rasa gemas.
Gambar anjing lucu (smallflyffydogbreeds.com)
Bayi menangis (imgur.com)