Pertengahan November lalu, warga Jalan Bojong Nangka, Pondok Melati, Bekasi, dikagetkan dengan peristiwa pembunuhan satu keluarga.
Mereka yang tewas dalam pembunuhan itu adalah Diperum Nainggolan (40), Maya Boru Ambarita (37), serta dua anaknya Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).
Tak berapa lama setelah peristiwa menggemparkan warga Pondok Melati itu, pelakunya berhasil diketahui dan tertangkap. Dia adalah HS, inisial dari Haris Simamora (37) yang tak lain adalah sepupu dari Maya.
HS adalah pelaku tunggal dalam pembunuhan itu.
Sebulan telah berlalu, dan kini rumah kontrakan 14 pintu dengan 28 kamar untuk masing-masing unitnya itu hanya diisi satu penghuni saja.
Foto keluarga Diperum Nainggolan yang semuanya tewas dibunuh (tribunnews.com)
Pemilik rumah kontrakan itu, Douglas Nainggolan, menunjuk kerabatnya, Rido nainggolan (43) untuk menjadi penjaga barunya. Dia menggantikan Diperum Nainggolan yang tewas dalam pembunuhan sadis itu.
Rido sendiri baru pindah ke rumah kontrakan itu pada Minggu (23/12/2018) lalu. Ia juga sudah mengetahui bahwa lokasi itu telah menjadi tempat pembunuhan satu keluarga sebelumnya.
Rumah korban pembunuhan sekeluarga di Bekasi (jakarta.tribunnews.com)
Saat ditemui Warta Kota, Rido menjelaskan bahwa ia pernah diceritakan warga sekitar bahwa mereka sering mendengar suara-suara atau lihat arwah korban masih gentayangan di sana.
"Banyak yang bilang dengar suara-suara atau lihat korban getayangan. Tapi saya tidur sendirian enggak ada apa-apa, tenang-tenang aja, nyaman-nyaman aja. Itu mereka halusinasi aja," kata Rido.
Demi membuktikannya, Rido sengaja nongkrong di depan pagar toko sekaligus rumah korban pembunuhan sekeluarga tersebut. Saat pertama kali datang, warga sekitar menilai Rido aneh.
Ilustrasi garis polisi di TKP (mediaindonesia.com)
"Saya pertama datang orang lihat saya kesannya seperti apa gitu. Ini kok orang berani banget," katanya.
"Makanya saya buka itu gerbang depan dan belakang pagi-pagi jam 6. Biar orang lihat, nengok dalamnya, daripada ngintip-ngintip aja. Saya tiap malam nongkrong di pagar depan rumah, enggak ada apa-apa," jelasnya.
Rumah korban pembunuhan sekeluarga di Bekasi (makassar.tribunnews.com)
Semenjak menjaga rumah kontrakan itu, Rido mengatakan hanya ada satu pengontrak baru. Menurut Rido, orang itu baru masuk pada Senin (24/12/2018) lalu.
"Ini sudah ada yang ngontrak satu orang asal Ambon. Pengontrak itu tahu ini lokasi pembunuhan tapi dia bilang ini kan beda alam," tambah Rido.
Rido menjelaskan, orang itu menanyakan kontrakan di tempatnya berjaga pada Senin pagi. Siangnya, orang itu langsung masuk kontrakan tersebut.
Situasi di sekitar rumah korban pembunuhan (beritautama.net)
Di lain pihak, Rido menjelaskan pula rencananya rumah sekaligus toko kelontong yang jadi lokasi pembunuhan itu akan dirombak.
"Mau dirombak diki, posisi di dalamnya saja paling. Misal ruang tamu sama kamar diubah posisinya. Diperluas, diganti jadi ruangan atau gimana. Kita ubah biar enggak persis seperti waktu kejadian itu," kata Rido.
Toko kelontong dan pagar rumah kontrakan korban pembunuhan (beritasatu.com)
Selain itu, Douglas, sang pemillik rumah kontrakan, berencana mengisi dan menjaga warung toko kelontong itu.
"Rencananya nanti, kata Douglas, toko kelontong itu saya yang jaga. banyak dagangan belum dijualin, mau diaktifkan kembali tokonya," jelas Rido.
Lokasi kejadian pembunuhan pada November lalu (news.okezone.com)