Bisphenol A, atau BPA, adalah bahan kimia yang terdapat dalam banyak plastik keras yang digunakan orang setiap hari. Para ahli mengaitkan dosis BPA yang lebih tinggi dengan efek samping seperti infertilitas dan masalah kesehatan lainnya.
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mencatat bahwa BPA dapat meniru hormon tubuh dan mengganggu produksi, respons, atau kerja hormon alami. Misalnya, perilakunya mirip dengan estrogen dan hormon lain dalam tubuh manusia.
Menurut NIEHS, terdapat penelitian terbatas yang menunjukkan bagaimana pengganggu endokrin mempengaruhi manusia, namun beberapa penelitian menemukan bahwa mereka dapat membahayakan hewan. Namun, bahkan dalam jumlah kecil pun dapat berdampak pada perkembangan dan biologis, karena keseimbangan hormon sangat sensitif.
Richard Lee kecam perusahaan air minum kemasan yang masih memakai galon ber-BPA (tribunnews.com)
Penelitian menunjukkan BPA dapat berdampak pada kesehatan manusia dalam berbagai cara. Berikut adalah beberapa dampak BPA terhadap kesehatan:
1. Penyakit jantung
Penelitian pada manusia bahkan telah mengaitkan paparan BPA dosis rendah dengan masalah kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, angina, serangan jantung, hipertensi, dan penyakit arteri perifer.
Temuan dari penelitian pada hewan menunjukkan paparan jenis ini dapat memicu aritmia, aterosklerosis, dan perubahan tekanan darah.
2. Gangguan reproduksi
Pada tahun 2013, para ilmuwan menerbitkan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa paparan BPA dapat mempengaruhi pematangan sel telur pada manusia. Tinjauan tahun 2015 menemukan bukti bahwa BPA dapat mengganggu fungsi endokrin yang melibatkan hipotalamus dan kelenjar pituitari.
Para peneliti berpendapat bahwa BPA dapat mempengaruhi pubertas dan ovulasi serta dapat menyebabkan kemandulan. Mereka menambahkan bahwa dampaknya mungkin “berlangsung seumur hidup dan lintas generasi.
3. Perkembangan otak janin
Paparan lingkungan terhadap BPA berpotensi mempengaruhi perkembangan otak selama masa kehamilan.
Dampaknya meliputi perubahan perkembangan struktural, gangguan regulasi estrogen, dan modifikasi DNA. Hal ini dapat berdampak pada perilaku sosial dan kecemasan setelah lahir, kata sebuah penelitian tahun 2011.
4. Kanker payudara dan prostat
Para ilmuwan percaya BPA, dengan perilakunya yang mirip estrogen, dapat meningkatkan risiko kanker payudara, prostat, dan kanker lainnya pada orang yang mengalami paparan bahan kimia tersebut di dalam rahim.
Pada tahun 2015, sekelompok peneliti menyimpulkan bahwa paparan BPA sebelum kelahiran dapat menimbulkan efek jangka panjang pada karsinogenesis pada organ tertentu. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan perkembangan kanker terkait hormon.
Pada tahun 2009, para ilmuwan melaporkan bahwa BPA dapat mengganggu efektivitas kemoterapi dalam pengobatan kanker payudara.
Berbagai merek air minum kemasan galon (timesindonesia.co.id)
5. Asma
Penelitian menunjukkan mungkin ada hubungan antara paparan BPA sebelum atau sesudah lahir dan risiko mengi atau asma yang lebih tinggi.
Wah, ternyata serem juga ya dampak kesehatannya. Yuk, para perusahaan air mineral kemasannya tolong diganti yang BPA free ya. Please banget lahhh~
Kemasan galon dipakai untuk bantuan air bersih (bbc.com)