Cerita Rakyat Jawa Barat yang Jadi Konsumsi Dunia, Nggak Kalah Sama Tragedi Yunani

Cerita rakyat Jawa Barat berjudul Sangkuriang ternyata punya alur yang sama dengan Tragedi Yunani, Oedipus Rex. Ingat ceritanya bagaimana? Begini!

Cerita rakyat asli Jawa Barat memang sudah terkenal hingga mancanegara dan bukan hanya satu. Bahkan terdapat puluhan cerita yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Cerita rakyat Jawa Barat tersebut antara lain berjudul "Purbasari dan Purbararang", "Lutung Kasarung", "Legenda Situ Bagendit", "Ciung Wanara", "Si Kabayan" dan masih banyak lagi. 

Salah satu cerita rakyat Jawa Barat yang sudah tersohor yaitu "Sangkuriang", bagi yang belum tahu cerita ini bercerita tentang sebuah keluarga yang hidup di tengah hutan. Cerita ini dikenal juga dengan "Tangkuban Perahu. Cerita rakyat Jawa Barat ini mempunyai alur yang sama dengan tragedi Yunani. Tragedi Yunani ini punya 3 babak dan terhitung sebagai naskah yang panjang. Naskah 3 babak ini dikenal berjudul "Oedipus Rex". 

Dahulu kala hiduplah seorang putri raja yang menawan, namanya Dayang Sumbi. Selain dikaruniai fisik yang cantik, Dayang Sumbi juga wanita yang cerdas dan pintar. Singkat cerita, seorang pangeran dari kerajaan Kahyangan tertarik padanya. Pengeran ini meminta ijin ayahandanya untuk meminang Dayang Sumbi menjadi istrinya. Ayahanda sang pangeran tidak melarang tetapi memberi satu syarat. Syaratnya adalah jika Dayang Sumbi mempunyai putra, Sang Pangeran harus berubah menjadi seekor anjing. Prasyarat diterima oleh Sang Pangeran. Kemudian berangkatlah ia meminang Dayang Sumbi. 

Kehidupan sepasang kekasih yang berbeda dunia tersebut dihujani kebahagiaan. Tak berselang, Dayang Sumbi melahirkan seorang putra. Putra tersebut diberilah nama Sangkuriang. Sang Pangeran memenuhi syarat Ayahandanya, ia berubah menjadi seekor anjing yang bernama Tumang.

Sangkuriang mempunyai wajah yang tampan dan kecerdasan seperti Ayahandanya. Setiap hari, ia berburu di hutan. Karena tak sengaja, ia membunuh seekor anjing dalam perburuannya. Lalu ia pulang dengan tangan hampa.

Diberitahukannya apa yang telah ia alami pada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi marah besar. Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang. Ia menangis tersedu tak henti-henti. Sangkuriang terheran "Mengapa ibuku lebih mencintai seekor anjing dibanding aku". Lalu, Sangkuriang pergi dari rumah.

Gunung Tangkuban Perahu (eramuslim.com)

Sedu-sedan Dayang Sumbi sudah mereda. Ia berpikiran bahwa ia harus mencari putranya. Berhari-hari ia mencari Sangkuriang, tak ada hasil. Dayang Sumbi merasa lelah dan tertidur dengan pulasnya. 

Dalam tidurnya, Dayang Sumbi memimpikan suaminya. Tumang berpesan "Carilah tubuhku di tengah hutan. Ambil jantungku dan campurkan dengan air. Mandilah dengan air tersebut, maka kamu akan selamanya muda. Cari Sangkuriang dengan cinta, nanti kamu akan menemukannya". 

Dayang Sumbi terbangun dan kaget. Lantas ia melakukan semua pesan yang muncul dalam mimpinya. Mandi, dan seketika ia menjadi lebih cantik dan muda. 

Waktu telah berlalu, Sangkuriang, dalam perjalanannya berhenti di sebuah desa. Ia bertemu seorang wanita dan jatuh cinta. Sangkuriang tak mengenali bahwa wanita yang ditemuinya tersebut adalah ibunya, Dayang Sumbi.

Untuk mendekati Dayang Sumbi, Sangkuriang meminta Dayang Sumbi untuk membetulkan turban sebagai penutup kepalanya. Dayang Sumbi bisa melihat bekas luka dikepala Sangkuriang. Bekas luka tersebut adalah perbuatannya sewaktu marah karena membunuh ayahandanya.

Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang (gedubar.com)

Akhirnya, Sangkuriang meminang Dayang Sumbi. Dayang Sumbi tidak menolak tetapi meminta permintaannya dikabulkan. Ia minta dibuatkan sebuah danau dan satu buah perahu dalam waktu satu malam. 

Sangkuriang menyanggupi permintaan wanita yang digandrunginya. Ia mengucap mantra untuk memanggil makhluk astral, jin. Selepas tengah malam, Sangkuriang dan pengikutnya hampir menyelesaikan permintaan Dayang Sumbi. Danau dengan air yang diambil dari Sungai Citarum sudah terlunaskan. Badan perahu sudah dirakit, hanya kurang beberapa papan kayu yang belum terpasang. 

Disaat yang bersamaan, Dayang Sumbi memanggil seluruh wanita di desa. Ia meminta seluruhnya menggelar kain berwarna merah di tanah lapang. Kain merah memendarkan cahaya kemerahan, ini pertanda bahwa pagi hampir tiba. Pangikut Sangkuriang satu per satu pergi meninggalkan pekerjaan yang belum selesai. Sangkuriang sangat geram. Ditendangnya perahu yang belum selesai hingga terbang dan mendarat di puncak bukit. Danau yang telah jadi dirusak, sehingga semua air mengalir dan membentuk sebuah daratan.

Dayang Sumbi dan Sangkuriang (mollucastimes.com)

Cerita rakyat Jawa Barat ini menjadi legenda terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu dan Kota Bandung. Bagi yang belum tahu nama Bandung sendiri berarti bendung atau dam. 

Sangkuriang (nizaribnus.wordpress.com)