Tinju menjadi salah satu olahraga dimana petinju saat bertanding tidak memakai baju. Ternyata ada sejarahnya lho kenapa petinju tidak pakai baju saat bertanding di atas ring. Menurut sejarahnya pada zaman dulu alasan petinju tidak memakai baju untuk mencegah petinju menyimpan senjata di dalam baju mereka.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dalam pertandingan maka semua petinju yang bertanding diharuskan tidak memakai baju supaya sesama petinju bisa bertarung secara adil atau tidak berat sebelah. Zaman dulu petinju saat masuk ke ring memakai baju atau rompi, dikhawatirkan di dalam baju atau rompi ada senjata untuk mencederai lawan.
Selain mencegah petinju menyimpan senjata, petinju tidak memakai baju karena bisa menambah kecepatan saat bertanding. Jika petinju memakai baju atau rompi maka kecepatan seorang petinju bisa berkurang. Adanya baju malah bisa membuat pertandingan tidak menarik akibatnya lawan malah menarik baju untuk menjatuhkan lawan.
Satu lagi alasan kenapa petinju tidak pakai baju saat bertanding adalah untuk membantu tim pencatat angka atau skor dalam menilai pukulan-pukulan petinju kepada lawan. Jika ada baju yang dipakai membuat tim pencatat akan kesulitan dalam menilai karena terhalang baju yang dipakai petinju.
Jika diperhatikan dalam pertandingan tinju tidak hanya soal petinju yang tidak memakai baju namun wasit tinju juga selalu memakai sarung tangan saat memimpin pertandingan. Wasit tinju memakai sarung tangan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya penularan penyakit dari petinju.
Untuk pertama kalinya wasit tinju wajib memakai sarung tangan pada 1987 atau delapan tahun setelah penyakit AIDS ditemukan dan dinyatakan bisa menular melalui darah atau cairan tubuh lainnya. Nah tangan wasit pasti menyentuh tubuh pentinju yang berkeringat atau berdarah, sehingga bisa tertular AIDS.
Petinju Tidak Pakai Baju (Tempo.co)
Tinju juga memiliki aturan yang sangat jelas. Petinju tidak boleh memukul kepala bagian belakang, tidak boleh memukul daerah vital atau alat kelamin lawan, tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang bisa memprovokasi lawan, dan tidak boleh memukul lawan jika lawan sudah terjatuh.
Saat bertanding tinju, petinju harus melewati beberapa ronde tergantung kelas dalam tinju, ada yang 8 ronde, 10 ronde, dan 12 ronde. Satu ronde terdiri dari 3 menit pertandingan. Kemudian 1 menit petinju istirahat sebelum memulai ronde selanjutnya.
Petinju Tidak Pakai Baju (CNN Indonesia)