Melihat Sejarah Tim Sepakbola Binaan Polri, Bhayangkara FC

Tahukah kamu sejarah dari Bhayangkara FC? Yuk kita lihat sejarah dari tim sepakbola yang ditangani polri ini.

Pada musim Liga 1 2018, Bhayangkara FC mampu menutup turnamen kasta tertinggi sepak bola Indonesia (Liga 1), dengan finish diurutan ketiga. Hasil yang memuaskan tentu saja, mengingat Bhayangkara FC musim ini kehilangan beberapa pemain pilarnya, seperti Evan Dimas, Ilhamudin dan Ilyas Spasojevic.

Bhayangkara FC yang kini ditangani oleh pelatih asal Skotlandia, yakni Simon McMenemy ini, musim lalu berhasil membawa Bhayangkara FC menjadi kampiun Liga 1 musim 2017. 

Meski sempat keluar sebagai juara pada musim 2017, nampaknya Simon McMenemy gagal mempertahankan gelar juara tersebut pada musim ini. Pasalnya skuad Simon McMenemy ini harus puas berada di posisi ketiga, dibawah PSM Makassar dan Persija Jakarta.

Tim yang sempat bermarkas di Surabaya dan kini memiliki kandang di Jakarta ini, beberapa kali sempat dikritik oleh publik. Pasalnya klub ini berada dibawah naungan Polri.

Publik meminta, agar Polri untuk tidak berkontribusi dalam Liga 1, dengan mengikutsertakan Bhayangkara FC di turnamen tersebut. Polri diminta untuk berkonsentrasi mengamankan pertandingan, bukan mengikuti kompetisi.

Selain hal tersebut, nampaknya ada beberapa fakta menarik yang dicatat dari klub yang kini bermarkas di Stadion PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini, dilansir dari Detiksport.com.

Bhayangkara juara liga 1 2017(bola.net)

1. Hasil Dualisme Persebaya Surabaya

Tim Bhayangkara FC, merupakan tim yang muncul dari hasil dualisme Persebaya Surabaya di tahun 2010. Pada waktu itu, Surabaya memiliki dua tim yang sama-sama hebat, yakni Persebaya Surabaya dan Persebaya 1927.

Pada saat itu, dimana Persebaya Surabaya tampil di Divisi Utama atau yang dikenal dengan Persebaya DU. Sedangkan untuk Persebaya 1927 ini, berlaga di Indonesian Primer League (IPL).

Persebaya yang tampil di Divisi utama ini, terus menunjukkan kualitasnya di Sepak bola Indonesia, dengan berhasil lolos promosi ke Indonesia Super League (ISL) setelah bermain dua musim di Divisi Utama.

Saat bermain pada musim ketiga yakni ketika Persebaya mengikuti Piala Presiden 2015. Upaya Persebaya untuk mengikuti kompetisi kasta tertinggi ini mulai mengalami hambatan. Dimana hambatan itu terjadi saat tidak diperbolehkannya Persebaya mengikuti pertandingan arahan Mahakan Sports dan Entertainment.

Pada saat itu juga, BOPI (Badan Olahraga Indonesia) melarang Persebaya untuk mengikuti turnamen Piala Presiden, dengan alasan tidak memiliki hak paten logo. Hanya Persebaya 1927 lah yang diperbolehkan mengikuti turnamen Piala Presiden saat itu. Pasalnya Persebaya 1927 lah yang memiliki hak paten logo.

Untuk mengakali, agar Persebaya Surabaya dapat mengikuti turnamen tersebut, maka digantilah nama Persebaya Surabaya menjadi Bonek FC. Nama Bonek FC kemudian dirubah menjadi Surabaya United karena nama Bonek FC itu dianggap sebagai nama suporter.

Terakhir pada tahun 2016, tim sepakbola ini rupanya mengubah namanya menjadi Bhayangkara FC. Klub tersebut tampil di ajang Torabika Soccer Championship. Pada kompetisi TSC itulah, Bhayangkara terus berkembang dengan  memasang target berada di posisi lima besar, namun kenyataannya hanya mampu berada di urutan tujuh klasmen akhir.

Asal usul Bhayangkara (komunitasbonek.wordpress.com)

2. Stadion

Bhayangkara FC sendiri kini, memiliki markas sendiri di Stadion PTIK, Jakarta. Sebelum bermarkas di Jakarta, awalnya Bhayangkara FC ini, berada di Gelora Delta Sidoarjo.

Nampaknya tidak hanya di Stadion Gelora Delta, tim Bhayangkara FC juga sempat menggunakan Gelora Bung Tomo dan Stadion Patriot Bekasi sebagai alternatif stadionnya di kompetisi Liga 1 musim 2017. Setelah bermusafir pada musim 2017, kini Bhayangkara FC di musim 2018 pindah ke Stadion PTIK, Jakarta.

3. Batal ke Liga Champions Asia

Meski keluar sebagai juara Liga 1 2017, Bhayangkara FC gagal tampil di LCA. Pasalnya tim ini belum memenuhi lisensi AFC untuk aspek legalitas. The Guardian baru memiliki badan hukum satu tahun terakhir untuk menyambut LCA 2018.

Padahal sebuah klub, minimal harus sudah memiliki badan hukum minimal 3 tahun, untuk bisa tampil di kompetisi Asia.

Stadion Bhayangkara FC (suara.com)

4. Juara Liga 1 2017

Pemain berkualitas, sekelas Evan Dimas, Muchlis Hadi, Putu Gede dan Awan Setho, serta pemain berpengalaman, seperti Paulo Sergio, Ilija Spasojevic dan Firman Utina. Sukses mengantarkan Bhayangkara meraih gelar juara Liga 1 di musim 2017.

5. Di Tangani Polri

Nampaknya sebelum ditangani Polri, Klub yang berawal dari Surabaya ini, sebelumnya milik Polda Jatim lhoo gengs. 

Klub ini dibiayai lewat Koperasi Zebra Jaya, yang menaungi pegawai dan eks-karyawan Korps Lalu Lintas Mabes Polri. Dimana koperasi tersebut menguasai, setidaknya 90 persen saham PT Mitra Muda Berlian (MMIB), perusahaan legal Bhayangkara FC. PT tersebut sebelumnya digunakan untuk mengklaim Persebaya.

Tidak hanya itu, sebelum berada di bawah naungan koperasi Zebra Jaya, Bhayangkara FC ini dulunya berada di bawah penguasaan Koperasi Primkopol Zebra Jaya Mandiri Ditlantas milik Polda Jawa Timur di Surabaya dengan penguasaan saham 54,9 persen.

Nah, itulah sejarah terbentuknya Bhayangkara FC dan fakta menarik dari klub ini gengs. Semoga bermanfaat yakk.

Bhayangkara juara (indosport.com)