Dianggap Sakral, Ini Fakta-Fakta Unik Perayaan 1 Suro dalam Budaya Jawa

Perayaan 1 Suro adalah momen yang dianggap istimewa dan memiliki makna khusus dalam budaya Jawa

Perayaan 1 Suro adalah momen yang dianggap istimewa dan memiliki makna khusus dalam budaya Jawa. Hari ini dipercaya sebagai awal dari tahun baru Jawa dan memiliki banyak tradisi dan kepercayaan yang berhubungan dengannya.

Tahun Baru Jawa sendiri bertepatan dengan perayaan 1 Muharram, yang juga menjadi Tahun Baru Islam. Seberapa istimewa peringatan ini? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa fakta unik tentang 1 Suro yang perlu kamu ketahui.

1. Perayaan Tahun Baru dan Makna Angka “1”

Angka "1" dalam 1 Suro memiliki makna yang cukup dalam. Angka ini melambangkan kesatuan atau keutuhan, serta awal dari sesuatu yang baru. Oleh karena itu, sebagai momen menyambut Tahun Baru Jawa (Abadiyah), sekaligus Islam, 1 Suro sering dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memulai hal-hal baru dalam kehidupan, seperti usaha atau perubahan positif, sama seperti halnya Tahun Baru dalam kalender Gregorian.

2. Tradisi Mengheningkan Cipta

Perayaan 1 Suro (via Indonesia Kaya)

Pada hari 1 Suro, tradisi mengheningkan cipta dijalankan oleh masyarakat Jawa. Pada pukul 00.00, seluruh kegiatan dihentikan dan masyarakat Jawa menghabiskan waktu untuk merenung, berdoa, atau bermeditasi. Tujuannya adalah untuk menghormati leluhur dan menghormati energi baru yang datang dengan pergantian tahun.

Beberapa kelompok masyarakat menganggap malam 1 Suro adalah momen-momen sacral karena menjadi waktu terbukanya gerbang roh. Meski demikian, sebagian masyarakat tidak menganggapnya sebagai bagian dari perayaaan Tahun Baru Jawa.

3. Tradisi Ngerupuk dan Ruwatan

Perayaan 1 Suro (via Detik)

Salah satu tradisi yang paling terkenal pada 1 Suro adalah tradisi Ngerupuk. Ngerupuk adalah tradisi di mana masyarakat Jawa membuat keributan dengan cara menyalakan petasan dan kembang api. Tujuannya adalah untuk mengusir roh jahat dan membersihkan energi negatif yang ada di sekitar. Meskipun terdengar berisik, tradisi ini dianggap penting dalam memulai tahun baru dengan keberuntungan dan keselamatan.

Selain itu, di banyak daerah di Jawa, masyarakat merayakan 1 Suro dengan melakukan upacara atau tradisi ruwatan. Ruwatan adalah ritual membersihkan diri secara spiritual dengan cara melakukan pembersihan lingkungan, seperti sumber air, makam leluhur, atau tempat-tempat keramat.

4. Perayaan Keluarga

Perayaan 1 Suro (via Ngopibareng)

1 Suro juga menjadi kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul dan merayakan bersama. Mereka biasanya mengadakan pesta keluarga, memasak makanan khas, dan berbagi cerita serta harapan untuk tahun yang baru. Ini adalah waktu yang berharga di mana keluarga bisa saling berkumpul dan menguatkan ikatan mereka.

5. Makna Spiritual

Perayaan 1 Suro (via Indonesia Kaya)

Selain sebagai awal tahun baru, 1 Suro juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Bagi banyak orang Jawa, ini adalah waktu untuk memperkuat hubungan dengan leluhur dan menghormati mereka. Selain itu, hari ini dianggap sebagai waktu yang penuh keberkahan dan kemurnian, serta menjadi kesempatan untuk memohon dan memberikan ampunan.

6. Pengaruh Hindu dan Islam

Perayaan 1 Suro (via JawaPos)

Tradisi 1 Suro dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu di Jawa. Sebelum Islam masuk ke Jawa, hari ini adalah perayaan tahun baru dalam kalender Saka, yaitu kalender yang digunakan oleh masyarakat Hindu di Indonesia.

Jika ditarik ke belakang, perayaan 1 Suro adalah bagian dari penanggalan Mataram, sistem penanggalan yang digunakan di Jawa pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan kemudian Islam. Karenanya, keberadaannya adalah bentuk perpaduan dan cerminan sprititual dari ketiga kepercayaan tersebut.

Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang perayaan 1 Suro. Meskipun telah mengalami perubahan dan penyesuaian seiring waktu, makna dan tradisinya tetap melekat kuat dalam budaya Jawa. Masyarakat Jawa menganggap hari ini sebagai momen untuk merenungkan dan memulai lembaran baru dalam hidup.

Perayaan 1 Suro (via Suara)