Remaja Ini Mengaku Dicuci Otaknya oleh TikTok Hingga Jadi Transgender

Remaja Ini Mengaku Dicuci Otaknya oleh TikTok Hingga Jadi Transgender

Seorang remaja mengaku jika dirinya terserang 'brainwash' alias cuci otak oleh TikTok.

Ia adalah Ash Eskridge yang saat itu berusia 12 tahun dan sudah mengalami depresi hingga ia mengubah gendernya.

"Aku melihat video-video TikTok dari para influencers yang mengatakan bagaimana transisi menyelamatkan kehidupan mereka," tutur Eskridge yang kini berusia 16 tahun.

"Aku berjuang dan ingin menyelamatkan hidupku juga," lanjutnya.

Ia pun menghabiskan waktu berjam-jam untuk scrolling TikTok demi menghilangkan perasaan buruknya. 

Saat itu memang tengah viral banyaknya orang yang merubah gender mereka hingga disaksikan lebih dari miliaran kali.

"Menjadi transgender jelaslah sebuah tren TikTok yang bermula sekitar tahun 2020. Aku menyadari demografi yang paling terdampak adalah remaja perempuan berkisar 12-14 tahun, yang mana mereka paling rentan karena belum dewasa," ucap Eskridge.

Ash Eskridge yang sempat jadi transgender gara-gara TikTok (tiktok.com)

Setelah ia memutuskan untuk menjadi laki-laki, keluarganya ikut mendukung. Walau sempat bingung, mereka mengizinkan Eskridge melakukan terapi hormon testoteron dan mengubah namanya menjadi Greysen.

Namun seiring waktu, dirinya merasa ada perubahan tubuh dan suara yang tak natural. Ia merasa tak nyaman dengan keadaannya. Lalu kemudian, ia kembali merubah gendernye menjadi seorang gadis.

"Titik balikku adalah ketika aku bermimpi aku dulunya seorang perempuan. Aku berpikir 'aku nggak bisa melakukannya lagi'," katanya.

Eskridge pun menceritakan pengalamannya di TikTok. Menurutnya, hanya 1% saja remaja trans di TikTok yang benar-benar trans. Sedangkan sisanya berubah karena dipengaruhi.

Ash Eskridge yang sempat jadi transgender gara-gara TikTok (tiktok.com)