Bahaya YouTube Shorts untuk Anak-Anak, Orangtua Wajib Tahu!

Bahaya YouTube Shorts untuk Anak-Anak, Orangtua Wajib Tahu!

YouTube Shorts adalah fitur yang bagus untuk menonton video dan meme, namun sayangnya bisa berbahaya bagi anak kecil. Meski menarik, fitur ini tidak dirancang untuk anak-anak, dan sejujurnya, sebagian besar kontennya berbahaya bagi anak-anak. 

Ada banyak tren viral berbahaya yang mungkin membuat anak-anak terluka secara fisik, dan hal ini menimbulkan pertanyaan, "apakah YouTube Shorts aman untuk anak-anak?"

# Bahaya YouTube Shorts untuk Anak-Anak

YouTube Shorts dirancang untuk membuat ketagihan agar pengguna tetap terlibat dan menggeser video terus menerus. Selain itu, video ini dapat berisi konten eksplisit seperti ketelanjangan, penggunaan bahasa kasar, atau kekerasan. 

Jenis konten ini sangat berbahaya bagi kesehatan mental anak-anak, dan setiap orang tua harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga agar anak-anak mereka aman darinya. 

Berikut ini penjelasan soal bahaya YouTube shorts untuk anak:

YouTube Shorts (voi.id)

1. Kekerasan

Terekspos pada kekerasan selama masa kanak-kanak dikaitkan dengan kesehatan mental yang buruk selama masa dewasa. Anak-anak dapat mengembangkan perilaku bermasalah, pikiran untuk bunuh diri, atau gangguan mental. 

Jika paparan ini terjadi secara teratur, bahkan dapat menimbulkan perasaan putus asa. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Community Psychology, paparan kekerasan meningkatkan stres yang dirasakan pada anak-anak. 

Stres ini adalah jenis yang tidak dapat dikendalikan. Itu juga menghilangkan sumber daya emosional yang dibutuhkan anak-anak untuk memikirkan masa depan mereka dengan penuh harapan.

Tampilan YouTube Shorts mirip TikTok (arikadnyana.com)

2. Bahasa yang Buruk

Paparan bahasa yang kuat pada anak-anak adalah hal yang umum, dan efeknya sering diabaikan. Menurut penelitian yang dilakukan pada topik ini, anak-anak yang terpapar bahasa kuat, baik di TV atau media sosial, lebih cenderung menunjukkan agresi fisik, verbal, dan relasional. 

Peneliti seperti Sarah Coyne menganggap korelasi antara kata-kata kotor dan perilaku agresif itu kuat dan mengkhawatirkan betapa diabaikannya hal itu. Studi ini juga menemukan bahwa anak-anak yang terpapar kata-kata kotor dan berperilaku agresif lebih cenderung menjadi pelaku intimidasi.

3. Ketelanjangan

Anak yang terekspose ketelanjangan di usia muda berisiko memiliki perilaku seksual selama masa dewasa. Ada pula studi yang menemukan bukti substansial untuk hubungan antara perilaku seksual berisiko di masa dewasa awal dan paparan berlebihan terhadap media yang eksplisit secara seksual. 

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa anak-anak yang terpapar media seksual eksplisit mulai berhubungan seks pada usia sekitar 17 tahun. Anak-anak ini juga memiliki lebih dari tiga pasangan seksual pada usia 23 tahun, yang meningkatkan kemungkinan mereka terkena penyakit menular seksual. 

Akhirnya, melakukan hubungan seks yang tidak aman sangat umum di antara anak-anak ini, yang sangat memprihatinkan mengingat betapa merusaknya kesehatan mereka.

Anak sebaiknya beralih ke YouTube Kids (popmama.com)