7 Cara Parenting Agar Kelak Anak Tidak Tumbuh Jadi Pelaku Kekerasan

7 Cara Parenting Agar Kelak Anak Tidak Tumbuh Jadi Pelaku Kekerasan

Kekerasan adalah hasil dari kombinasi faktor biologis, sosial, dan psikologis, terutama yang meningkatkan keterpaparan terhadap kerentanan, rasa malu, dan penghinaan. 

Mencegah kekerasan harus melibatkan hal sebaliknya: memastikan orang merasa aman, diperhatikan, dan terhubung, sambil memastikan mereka memiliki rasa harga diri dan nilai diri yang sehat dan realistis.

Seperti banyak kualitas lainnya, kekerasan melibatkan interaksi nyata antara genetika dan lingkungan. Kita mungkin tidak dapat mengubah DNA yang kita bawa sejak lahir, tetapi kita dapat sangat memengaruhi cara gen ini diekspresikan. 

Dengan semua faktor yang terbukti berkontribusi terhadap risiko kekerasan, kita tidak dapat lagi mengatakan bahwa individu yang melakukan kekerasan hanya “dilahirkan seperti itu”. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah kekerasan, dan tidak ada orang di usia berapa pun yang tidak bisa ditolong.

Berikut ini 7 cara mendidik anak agar tidak tumbuh jadi pelaku kekerasan

Ilustrasi kekerasan (gatra.com)

1. Mengembangkan Empati

Bantu anak mengembangkan empati. Bayangkan adegan anak memukul anak lain di taman. Pada saat itu, kamu mungkin akan memaksa mereka mengatakan "maaf", tetapi apa yang kamu lakukan untuk membuat mereka merasa empati? Mengatakan maaf tidak ada artinya jika seorang anak tidak bersungguh-sungguh. Pada momen ini, mintalah anakmu untuk menjelaskan bagaimana perasaannya saat dipukul. Ini membantu anak untuk merasakan kasih sayang dan simpati sambil memahami apa artinya menyakiti seseorang.

 

Kasus kekerasan Mario Dandy terhadap David (bogor.tribunnews.com)

2. Membentuk Kedekatan

Pastikan anak-anak memiliki orang dewasa yang peduli dalam hidup mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak membutuhkan minimal lima orang dewasa yang peduli untuk membantu mereka tumbuh bahagia dan sehat. 

Bukan hanya orang tua yang berdampak pada anak-anak mereka. Kakek-nenek, bibi, paman, guru, konselor, dan teman keluarga dapat menjadi panutan yang positif bagi anak-anak kita. Orang tua dapat melukai diri mereka sendiri dan anak-anak mereka dengan menciptakan lingkungan yang terisolasi di sekitar mereka. Dorong orang-orang yang baik hati, penyayang, dan beretika untuk terlibat dalam kehidupan anakmu sejak awal.

3. Mengembangkan Hati Nurani

Bantu anak-anak mengembangkan hati nurani dengan A) Menjadi selaras dengan mereka, B) Tidak melakukan kekerasan terhadap atau di depan mereka, C) Memberikan dasar yang aman bagi mereka dan, D) Memperbaiki ketika kamu tergelincir. 

Kita semua membuat kesalahan sebagai orang tua, tetapi mengakui dan meminta maaf secara terbuka atas kesalahan ini menunjukkan kepada anak-anak bahwa kamu adalah manusia, bahwa mereka tidak dapat disalahkan dan bahwa mereka juga harus menunjukkan kepedulian dan perhatian.

4. Memberikan Perhatian

Berikan perhatian pada anak-anak; jangan pernah memberi mereka perlakuan diam atau menghindarinya. Remaja yang bertingkah juga membutuhkan lebih banyak perhatian, bukan lebih sedikit. 

Di lembaga pemasyarakatan remaja, mereka menemukan bahwa kurungan isolasi adalah hal terburuk bagi seorang remaja yang berperilaku buruk. Merampas seorang anak dari hubungan dengan orang lain menyakiti mereka; mereka membutuhkan lebih banyak kontak dengan orang dewasa. 

Memberikan kasih sayang dan perhatian bahkan pada remaja yang bertingkah dapat memutuskan rantai hukuman, sekaligus mengurangi kemungkinan mereka melakukan kekerasan. Ini terbukti efektif bahkan pada remaja dengan kecenderungan psikopat.

5. Membangun Harga Diri

Bantu anak untuk menemukan sesuatu yang mereka kuasai dan berikan pujian nyata untuk pencapaian itu. Pujian palsu menggembungkan kesombongan seseorang tetapi tidak banyak meningkatkan rasa harga diri atau harga diri mereka yang sebenarnya. 

Namun, mengakui anak-anak atas pencapaian yang jujur ​​dan kemampuan yang sebenarnya membantu mereka mengetahui nilai mereka. Kesombongan berkontribusi pada kekerasan. Sebaliknya, anak-anak yang diberi kesempatan untuk memperoleh rasa nilai dengan membangun keterampilan dan kemampuan nyata memiliki hasil yang sangat positif.

6. Menghindari Hukuman Keras

Jangan menghukum anak dengan keras. Saat kita melakukan kekerasan, kasar, atau tidak peka terhadap anak-anak kita, mereka akan mencontohnya.  Kita harus selaras dalam bagaimana kita mendisiplinkan anak-anak kita. Pastikan hukuman kita adalah dari kepedulian terhadap perasaan dan perilaku mereka, dan bukan dari masalah emosional kita sendiri.

7. Mempelajari Teknik Menenangkan

Ajari anak cara yang baik untuk menenangkan diri saat mereka kesal. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah memimpin dengan memberi contoh. Penting untuk menunjukkan ketahananmu sendiri, pemecahan masalah, dan strategi mengatasi di depan anak-anak. Ini tidak berarti bersikap keras atau menyembunyikan perasaan. Itu berarti mendemonstrasikan teknik sehat untuk menangani konflik dan emosi dalam hidupmu sendiri dan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama.

Menumbuhkan kedekatan dengan anak bisa mencegah anak jadi pelaku kekerasan (alodokter.com)