Body Shaming: Apa dan Mengapa Melakukannya? Stop Sekarang Juga!

Apa itu body shaming dan mengapa banyak orang melakukannya? Padahal berdasar fakta, tindakan ini bisa melukai perasaan seseorang lho! Jadi, mulai sekarang ketahui tentang perlakuan yang nggak menyenangkan ini.

Seseorang sering berpikiran mengubah penampilan dan melakukan treatment untuk badannya karena mendapat komentar dari orang lain. Kalimat-kalimat yang mengomentari tentang ketidaksempurnaan, memperbandingkan dan mengejek penampilan seseorang itu sesungguhnya membuat trauma. Mengapa membuat trauma? Orang yang menerima komentar itu bergegas mengevaluasi ketidaksempurnaan tubuhnya dan mengalami dampak psikologis yang bisa menurunkan tingkat kepercayaan diri. Sedih bukan melihat seseorang tidak percaya diri dengan tubuhnya?

Perlakuan yang punya tendensi untuk mengkritik ukuran tubuh atau berat badan disebut dengan body shaming. Berdasarkan penelitian, sebanyak 94 persen remaja cewek telah mengalami body shaming. Tindakan body shaming nggak spesifik dirasakan oleh cewek saja, sebesar 65 persen cowok juga mengalaminya.

Body shaming itu terdapat 3 kategori, yaitu sebagai berikut.

1. Mengkritisi penampilan diri sendiri, termasuk menilai dan memperbandingkan penampilan dengan orang lain.

2. Mengkritisi penampilan orang lain secara langsung.

3. Mengkritisi penampilan orang lain tidak secara langsung. Misalnya ngomongin tanpa sepengatahuan orang yang diomongin dan lewat sosial media. 

Berpikir body shaming (womenshealthmag.com)

Body shaming dan fat shaming dikategorikan sebagai tindakan yang  mempermalukan orang lain lewat citra tubuh. Fat shaming punya muatan yang sama dengan body shaming. Berdasarkan pemaparan psikolog dan akademisi yang khusus meneliti tentang media, tindakan tersebut mempengaruhi fisik dan pikiran orang yang menerima perlakuan tersebut. Bukan hanya perlakuan secara verbal, tetapi banyak kasus terjadi pada kolom comment di sosial media. 

Akses mengirimkan comment saat ini begitu mudahnya, hingga sebegitu mudah juga mengirimkan kalimat yang bermuatan body shaming dan fat shaming. Berdasarkan salah satu studi, dikutip dari Bullyingstatistics.org, seseorang yang sering menerima komentar negatif tentang tubuhnya beresiko mengalami sakit jantung dan penurunan metabolisme tubuh. Sedangkan resiko secara psikologis bisa mengakibatkan seseorang merasa tidak diterima. Artinya, body shaming dan fat shaming mempunyai akibat yang cukup besar terhadap fisik dan mental seseorang.

Ngomongin dibelakang (yourstory.com)

Mengapa banyak orang melakukan tindakan yang mempermalukan penampilan tubuh? Berdasarkan penelitian akademis tentang media dan efeknya mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan orang melakukannya. Pertama, karena budaya mencitrakan tubuh yang proporsional. Majalah, koran, billboards dan media lain menggambarkan bahwa tubuh yang sempurna itu punya tubuh yang kurus dan cantik. 

Dulu, cewek berisi dianggap punya status sosial yang tinggi karena punya uang untuk beli bahan makanan dan makan teratur. Saat ini, status sosial diukur dengan sudut pandang yang berbeda. Status sosial yang tinggi artinya bisa membeli alat fitnes atau bergabung member gym. Berdasarkan penelitian, kurus dan sehat itu status sosial yang baik. 

Mengirim komentar (gogirl.com)

Mempunyai bentuk tubuh yang 'berbeda' itu belum tentu nggak sehat. Artinya, ukuran kesehatan bukan pada ukuran dan berat tubuh. Untuk mengurangi perilaku tersebut diatas, maka perlu adanya pengetahuan dan pemahaman mengenai 'perbedaan'. Jadi, mulai sekarang stop perilaku body shaming dan fat shaming ya. 

Quote stop body shaming (herzindagi.com)