STOP Paksa Anak Makan! Berikut 3 Efek Buruk yang Terjadi Jika Orangtua Sering Memaksa Anak untuk Makan

STOP Paksa Anak Makan! Berikut 3 Efek Buruk yang Terjadi Jika Orangtua Sering Memaksa Anak untuk Makan

Orangtua biasanya memaksa anak makan karena khawatir dan cemas tentang asupan anak. Orangtua mengkhawatirkan kesehatan dan kesejahteraan anak mereka jika anak mereka tidak cukup makan. Jika seorang anak kekurangan berat badan, orang tua cenderung ingin mendorong makan dan mungkin akhirnya menggunakan tekanan tanpa menyadari bahwa cara tersebut mungkin memiliki efek sebaliknya.

Tekanan orang tua untuk makan juga bisa berasal dari keinginan untuk tidak membuang-buang makanan yang telah disiapkan, dan keyakinan bahwa anak harus 'membersihkan piringnya'.

Berikut ini berbagai bentuk paksaan yang sering dilakukan orangtuan pada anak soal makan:

1. Tekanan: "Ayo makan semua wortelnya!"

2. Membujuk: "Tinggal sedikit kok, yuk dihabiskan!"

3. Pemerasan emosi: "Anak pintar akan memakan makan malam mereka setelah Ibu bekerja keras memasaknya."

4. Penggunaan aturan: "Makan seusiamu; tiga kentang karena kamu berumur tiga tahun."

5. Iming-iming: "Jika kamu memakan semua yang ada di piring kamu boleh meninggalkan meja."

6. Hukuman: "Kamu tidak bisa pergi dan bermain di luar kecuali kamu menghabiskan makananmu!"

7. Memberi makan paksa: secara fisik memasukkan makanan ke dalam mulut anak dan memaksanya untuk menelan.

Anak bayi dipaksa makan (berkeluarga.id)

# Efek Buruk Memaksa Anak Makan

Sementara seorang anak mungkin makan sedikit lebih banyak ketika dipaksa, tindakan ditekan untuk makan dapat menyebabkan berkembangnya asosiasi negatif dengan makanan tersebut, dan pada akhirnya tidak disukai dan dihindari. 

Hal itu juga dapat menghentikan anak-anak untuk mengenali dan merespons dengan tepat sinyal internal dari rasa lapar dan kenyang, yang dapat membuat mereka lebih cenderung makan berlebihan di kemudian hari.

Berikut sejumlah konsekuensi negatif dari memaksa anak makan:

1. Kurang menyukai makanan

Jika seorang anak ditekan untuk makan lebih dari yang mereka inginkan, maka emosi negatif dan/atau perasaan internal karena terlalu kenyang dapat dikaitkan dengan makanan tertentu, yang menyebabkan berkurangnya rasa suka terhadap makanan tersebut.

2. Kurangnya keinginan untuk makan 

Demikian pula, keinginan untuk mencoba makanan tertentu dapat berkurang jika pengalaman awalnya negatif. Jika penolakan ini ditanggapi dengan bujukan verbal terus-menerus dan orang tua mencoba memasukkan makanan tersebut ke dalam mulutnya, asosiasi yang kemungkinan besar dibuat oleh anak tersebut dengan makanan tidak akan positif.

3. Makan berlebihan dan kelebihan berat badan

Menekan anak untuk makan dapat merusak kemampuan mereka untuk belajar mengendalikan nafsu makan yang tepat. Anak perlu diberi kesempatan untuk belajar mengenali sinyal lapar dan kenyang tubuhnya. Melalui pengalaman rasa lapar dan berkurangnya perasaan ini saat mereka makan, anak-anak belajar bagaimana tubuh mereka memberi sinyal bahwa ia membutuhkan lebih banyak energi atau kapan energi yang mereka butuhkan sudah cukup dikonsumsi sehingga pantas untuk berhenti makan.

Untuk menghindari 3 efek buru tersebut, orangtua perlu melakukan beberapa hal seperti: 

1. Memastikan bahwa anak benar-benar lapar, sebelum ia makan.

2. Memposisikan diri sebagai anak (yang tidak ingin dipaksa).

3. Jadilah objektif. Aktivitas makan seharusnya jadi aktivitas yang menyenangkan dan bikin puas. Bukan justru membuat trauma.

4. Percaya pada kemampuan anak untuk mengenali rasa lapar dan kenyang.

5. Mengecek porsi yang tepat.

Anak jadi benci makanan tertentu karena sering dipaksa makan (popmama.com)

Nah, semoga artikel ini membantu orantua di luar sana yang sedang berjuang menghadapi anak yang mulai susah makan ya. Ingat, harus selalu sabar dan tawari berbagai macam makanan. Tapi jangan maksa!

Anak yang happy saat makan (ibupedia.com)