Sarapan Bisa Bikin Badan Gemuk? Begini Penjelasan Menurut Pakar

Sarapan Bisa Bikin Badan Gemuk? Begini Penjelasan Menurut Pakar

Tak sedikit orang yang menganggap jika tidak sarapan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Lalu, apakah benar jika ada yang mengira bahwa sarapan itu bikin tubuh lebih gemuk?

 

Pertanyaan ini dibantah oleh Ketua Pergizi Pangan, Prof. Hardinsyah yang menjelaskan jika mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, maka sarapan tidak akan membuat berat badan bertambah.

 

"Untuk orang dewasa terutama, katanya sarapan bikin gemuk. Itu anggapan yang tidak benar. Justru harus sarapan sehat. Nasi goreng saja misalnya, tapi ditambah protein, sayuran atau serat," ujar Prof. Hardinsyah dalam acara Program Sarapan Berisi Blueband di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).

 

Dirinya menyarankan untuk sarapan secara rutin, setidaknya mencoba selama satu minggu, dan lihat seperti apa efeknya.

 

Apalagi, menurutnya rutinitas sarapan ini juga sudah dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 41 tahun 2014.

 

 

"Awalnya hari sarapan nasional tapi tidak memiliki efek, makanya kita coba sepekan sarapan nasional," papar Prof. Hardinsyah

 

Namun sayang, walau ada peraturan dalam Permenkes, Prof. Hardiansyah masih menemukan fakta bahwa banyak anak di Indonesia yang mengkonsumsi makanan tak sehat.

 

Bahkan, banyak juga yang beranggapan bahwa sarapan yang benar adalah dengan mengkonsumsi teh manis dan biskuit.

Ilustrasi orang mengkonsumsi sarapan (suara)

 

"Karena sarapan sehat itu kegiatan makan minum yang aman dan bergizi, paling tidak memenuhi 15 hingga 35 persen dari kebutuhan gizi harian yang dilakukan setiap hari," paparnya.

 

Sedangkan menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, SpGK, tolak ukur sarapan sehat ialah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, yakni protein, serat dan lemak tak jenuh.

 

"Isinya nggak hanya karbohidrat. Apalagi anak-anak butuh juga sumber protein. Kalau tidak sarapan, bagaimana dia memenuhi kebutuhan tubuh sehari-hari. Oke karbohidrat kita penuhi, protein bisa apa saja, misal telur. Jangan lupa, kita tetap butuh lemak. Lemak tidak jenuh itu bisa lemak omega 3 dan 6, makanya disebut lemak esensial," jelas dr. Cindiawaty.

 

Ilustrasi orang sedang diet (hello sehat)