Wanita Lebih Berisiko Terserang Broken Heart Syndrome, Yuk Pahami Lebih Lanjut!

Apa itu broken heart syndrome? Untuk kamu yang sedang patah hati atau mengalami stres berat, coba deh simak ulasan ini sampai habis!

Apakah kalian pernah mendengar istilah broken heart syndrome (BHS)? Dilihat dari namanya, sebagian besar orang mungkin membayangkan kondisi patah hati, galau, dan penuh air mata. Pendapat tersebut memang ada benarnya, namun tahukah kamu bahwa kondisi ini sebenarnya berkaitan dengan masalah medis tertentu?

Dilansir dari Mayo Clinic, sindrom patah hati adalah kondisi yang muncul akibat stres berat, emosi yang ekstrim, hingga kondisi fisik tertentu, sehingga menyebabkan rasa sakit mirip serangan jantung. Mudahnya, masalah ini sering muncul, salah satunya pada orang yang sedang patah hati. Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Mengenal Broken Heart Syndrome

Sindrom patah hati juga dikenal dengan istilah takotsubo cardiomyopathy, apical balloning syndrome, atau stress cardiomyopathy. Sebagaimana dijelaskan di atas, gangguan ini muncul akibat kondisi mental yang ekstrim, misalnya patah hati, stres, beban pekerjaan, dan lain-lain. Meski demikian, beberapa orang juga mengalami hal ini sebagai dampak dari penyakit tertentu.

Dalam beberapa sumber, penyakit ini juga berkaitan dengan gangguan henti jantung yang telah membunuh beberapa tokoh ternama, seperti Ashraf Sinclair, Didi Kempot, Maura Magnalia Madyaratri (anak Nurul Arifin), hingga Maradona.

Broken Heart Syndrome (via Era)

Gejala

Broken heart syndrome biasanya ditandai dengan rasa nyeri tiba-tiba pada bagian dada, sehingga disangka mengalami serangan jantung. Penderita umumnya juga mengalami napas pendek dan terlihat terengah-engah. Secara garis besar, berikut ini adalah tanda-tandanya:

·         Rasa nyeri yang terjadi tak lama setelah mengalami stres berat, misalnya patah hati, duka mendalam, dan lain-lain.

·         Muncul rasa nyeri seolah dada ditekan benda yang sangat besar.

·         Rasa sakit menjalar hingga lengan atau punggung.

·         Muncul rasa seperti tercekik di tenggorokan.

·         Jantung berdebar-deabr disertai detak nadi yang tidak beraturan.

·         Beberapa penderita mengalami pingsan (terutama setelah mengalami stres berat).

·         Waspada kematian jika tidak tertangani dengan baik.

Broken Heart Syndrome (via Insider)

Mengapa Bisa Terjadi?

Menurut Mayo Clinic, sindrom patah hati terjadi karena gangguan fungsi ventrikel jantung, sehingga aliran darah melalui arteri koroner ke jantung tidak mencukupi. Alhasil, proses pemompaan darah pada jantung jadi terganggu.

Dalam hal ini, tekanan batin yang akan memicu berbagai hormon stres, termasuk adrenalin. Peningkatan hormon bisa memicu kerusakan sementara pada jantung dan menimbulkan penyempitan pada arteri.

Gangguan ini hanya bersifat sementara dan hanya mempengaruhi area jantung yang tersendat. Selain bagian yang bermasalah, seluruh komponen lainnya akan bekerja seperti biasa. Kadang jantung juga melakukan kontraksi paksa sehingga menimbulkan rasa nyeri.

Broken Heart Syndrome (via City Spidey)

Seberapa Berbahaya?

Sebagaimana dijelaskan di atas, sindrom patah hati hanya bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa menimbulkan cacat permanen. Meski demikian,  beberapa kasus broken heart syndrome bisa sangat fatal jika sampai terjadi henti jantung.

Henti jantung terjadi karena syok kardiogenik, yaitu jantung gagal memompa darah sesuai kebutuhan, sehingga menjadi salah satu pemicu kematian penderita jika tidak mendapat penanganan yang tepat.

Broken Heart Syndrome (via SehatQ)

Wanita Lebih Berisiko Mengalami BHS

Melansir Hello Sehat, BHS termasuk kelainan psikosomatis yang menyerang sistem kardiovaskuler. Menariknya, dalam berbagai penelitian, penyakit ini lebih mudah menyerang perempuan, terbukti dengan sekitar 86-100% kasus yang terjadi pada perempuan berusia 63-67 tahun.

Selain itu, pasien yang mengalami cedera syaraf akibat kecelakaan, percobaan bunuh diri, dan luka fisik lainnya juga rentan mengalami BHS. Golongan ini bahkan lebih berisiko karena rasa sakit bisa tetap menyerang walaupun organ sudah sembuh.

Itulah ulasan singkat tentang broken heart syndrome yang perlu kamu tahu. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa stres bukan hanya membuatmu merasa sedih, namun juga bisa berimbas pada kesehatan, bahkan menimbulkan kematian. Karenanya tetap jagalah kesehatan mental agar tubuh tetap sehat secara keseluruhan.

Broken Heart Syndrome (via People)