Hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah Jakarta. Ternyata bukan sekadar hujan, tapi hujan es, yang turun di beberapa wilayah ibu kota.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah. Fenomena itu biasa terjadi di negara kita.
Fenomena hujan es ini terjadi di beberapa kawasan di Jakarta Pusat pada Kamis (22/11/2018) sore. Beberapa kawasan yang terkena dampaknya adalah Tanah Abang dan Semanggi.
Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko, sebagaimana dilaporkan Kompas.com, menjelaskan bahwa fenomena ini biasanya banyak terjadi pada masa pancaroba.
Suasana Jakarta saat dilanda hujan es (Twitter @kutilkhan)
"Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," jelas Hary dalam keterangan tertulis.
Hary pun menyampaikan bahwa ada beberapa indikasi mengenai terjadi hujan es yang disertai petir dan angin kencang sore ini.
Sehari sebelum hujan es ini melanda Jakarta, menurut Hary, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Panasnya udara terjadi akibat radiasi matahari yang cukup kuat.
Sejak pukul 10.00 pagi, awan cumulus atau awan putih yang berlapis-lapis, mulai terlihat. Di antara awan itu, ada satu jenis awan yang punya batas tepi yang cukup jelas dengan warna abu-abu yang menjulang seperti kembang kol.
Foto Jakarta saat diguyur hujan es (Instagram @yukie.kartaatmaja)
Tahap selanjutnya, awan itu akan cepat berubah warna jadi abu-abu pekat atau hitam yang dikenal sebagai awan Cb (comulonimbus).
Hary pun menjelaskan, dahan atau ranting pepohonan di sekitar tempat kita berdiri akan bergoyang dengan cepat. Setelahnya, kita akan merasakan sentuhan dengan udara dingin yang berhembus.
Awan Cb atau comulonimbus (flickr.com)
Biasanya, masih menurut Hary, hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba. Sebab gerimis, biasanya, tidak menimbulkan angin kencang.
Sementara, dikutip dari Liputan6.com, Humas BMKG juga menjelaskan sifat-sifat angin kencang berdurasi singkat. Sembilan sifat angin puting beliung/angin kencang berdurasi singkat:
1. Sangat lokal,
2. Luasnya mencapai 5-10 kilometer,
3. Waktunya singkat, kurang dari 10 menit,
4. Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba),
5. Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, terkadang juga menjelang malam hari,
Jarak pandang pun terbatas (Twitter @RadioElshinta)
6. Bergerak secara tegak lurus,
7. Tak bisa diprediksi, hanya bisa diprediksi setengah atau satu jam sebelum kejadian jika dilihat atau dirasakan tanda-tandanya. Tingkat keakuratannya lebih dari 50 persen,
8. Hanya berasal dari awan Cb atau comulonimbus, tapi tidak semua awan Cb memicu puting beliung,
9. Kecil kemungkinan untuk terjadi di tempat yang sama.
Bulir es di kawasan Thamrin City Jakarta (Twitter @cho_hamsyonk)