7 Penyebab Vagina Gatal yang Perlu Kamu Perhatikan, Gak Selalu Berbahaya Tapi Tetap Harus Diperiksakan ke Dokter Ya!

7 Penyebab Vagina Gatal yang Perlu Kamu Perhatikan, Gak Selalu Berbahaya Tapi Tetap Harus Diperiksakan ke Dokter Ya!

Gatal pada vagina sebenarnya sangat umum, dan ada banyak alasan mengapa kamu mungkin mengalaminya. Gatal tersebut juga tidak selalu menandakan penyakit. Kadang-kadang vaginamu bisa teriritasi oleh residu deterjen pada pakaian dalam, pembalut menstruasi, atau pelumas atau spermisida. 

Bisa juga karena pakaianmu terlalu ketat. Namun, jika gatal itu bertahan lebih dari beberapa detik atau beberapa menit, ada kemungkinan besar gatal itu disebabkan oleh masalah medis.

Nah, untuk tahu lebih lanjut apa saja penyebab gatal pada vagina dan bagaimana gejalanya, yuk baca artikel ini sampai akhir!

1. Eksim atau Psoriasis

Eksim biasanya muncul di celah lengan, lipatan, area selangkangan, dan di labia, jelasnya. Psoriasis juga bisa muncul pada kulit di sekitar vagina. 

Kebanyakan orang dengan eksim dan psoriasis seringkali menderita ruam merah dan gatal ini. Tetapi jika kamy belum pernah mengalami gejala ini sebelumnya, coba konsultasikan ke dokter ya.

2. Vaginosis bakteri 

Ruam-ruam gatal di vagina (jd.id)

Vaginosis bakteri adalah kondisi yang cukup umum yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan dan ketidakseimbangan pH di vagina. Meskipun dapat mempengaruhi semua wanita, tingkat BV yang lebih tinggi sangat lazim di kalangan wanita kulit hitam.

Gatal sebenarnya bukan gejala utama dari kondisi ini. Ciri khasnya biasanya berupa keluarnya cairan yang encer, bau menyengat, dan iritasi umum, walaupun pasti bisa membuat gatal juga.

3. Infeksi Jamur

Infeksi jamur vagina, terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih dari jamur Candida. Kondisi ini ditunjukkan dengan gejala: keputihan seperti saus keju, kemerahan di sekitar labia dan vulva, dan gatal-gatal.

4. Dermatitis Kontak

Pernah mencoba krim baru dan berakhir dengan kulit kering, terkelupas, atau ruam parah beberapa hari kemudian? Nah, hal yang sama juga bisa terjadi pada kulit di sekitar vagina. “Sabun, deterjen, dan mandi busa, pakaian dalam jenis baru, benar-benar semua produk baru yang bersentuhan dengan vaginamu, bisa menyebabkan gatal.

Jika vagina terasa gatal dan iritasi, tetapi kamu tidak memiliki gejala lain, ada baiknya memikirkan apakah kamu baru saja mulai menggunakan produk baru.

5.  Penyakit Kelamin Seksual

Gatal sebenarnya bukan gejala klasik dari sebagian besar penyakit kelamin seksual. Meskipun terkadang bisa menjadi tanda pertama bahwa ada sesuatu yang terjadi. Gejala dapat berkembang menjadi rasa terbakar, buang air kecil yang menyakitkan, keluarnya bau, luka pada alat kelamin, atau hubungan seksual yang menyakitkan. Jika kamu mengalami gejala-gejala tadi, kamu harus pergi ke ob-gyn untuk kultur vagina.

6. Ruam Lichen Sclerosus

Masalah dermatologi lainnya, lichen sclerosus adalah ruam putih bercak yang menyebabkan rasa gatal yang hebat dan sering muncul di area genital (meski bisa juga muncul di bagian tubuh lain). 

Kondisi ini dapat diobati dengan steroid topikal dengan kekuatan resep, tetapi Dr. Minkin mengatakan ruam lichen sclerosus seringkali dapat meniru kanker vulva, sehingga penampilannya mungkin sedikit memperumit masalah.

7. Infeksi Saluran Kemih

Vaginosis bakteri (beautynesia.id)

Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang muncul di mana saja di saluran kemih, seperti: ginjal, uretra, ureter, dan kandung kemih. Kondisi ini umumnya akan menyebabkan nyeri di panggul, keinginan kuat untuk buang air kecil, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan urin keruh atau berbau busuk.

Itu tadi 7 penyebab yang bikin kamu merasakan gatal di vagina. Jika gatalmu sangat mengganggu dan mulai muncul ruam atau mengeluarkan cairan. Segera periksakan ke dokter ya!

Agar terhindar dari infeksi saluran kemih (nova.grid.id)