Profesi dokter memang bukan profesi sembarangan karena berhubungan dengan keselamatan dan nyawa seseorang. Dokter juga tak boleh sembarangan mendiagnosis atau memvonis seserang. Dibutuhkan cukup observasi atau serangkaian tes ketika memutuskan sebuah diagnosis dan vonis.
Namun sayang, belum lama ini heboh seorang dokter di Brasil yang ternyata salah vonis. Dokter ini menyatakan seorang pria meninggal, padahal sebenarnya pria tersebut belum meninggal. Hasil perbuatannya tersebut kemudian menghebohkan banyak orang.
# Kantong Jenazah Bergerak-Gerak dan Bikin Pegawai Rumah Duka Terkejut
Insiden ini terjadi pada Selasa, 6 Desember 2022 di Rumah Sakit Estadual do Centro-Norte Goiano, Brasil. Berawal dari seorang pria beranama Jose Ribeiro da Silva berusia 62 tahun yang dirawat di rumah sakit tersebut karena penyakit kanker mulut.
Pada tanggal 29 November, penyakit Jose kemudian memburuk. Sampai akhirnya Jose meninggal karena komplikasi kanker mulut. Rumah sakit kemudian menyerahkan sertifikat kematian pada keluarga Jose.
Saudara perempuan Jose, Aparecida kemudian menerima pemberitahuan tersebut dan menerima jenazah Jose dari Rumah Sakit untuk kemudian disiapkan pemakaman.
Keluarga Jose kemudian menyewa jasa pemakaman untuk mengangkut jenazah Jose ke rumah duka yang jaraknya hampir 100 km, terletak di Kota Rialma.
Pada 30 November 2022 pukul 01.00 atau 5 jam setelah Jose dinyatakan meninggal, pegawai rumah duka bersiap untuk melakukan prosedur pemakaman.
Namun, hal mengejutkan tiba-tiba terjadi. Kantong jenazah tiba-tiba bergerak-gerak. Otomatis pegawai rumah duka pun sangat terkejut.
Mereka kemudian membuka kantong mayat tersebut untuk memeriksanya. Setelah dibuka, diketahui ternyata Jose belum meninggal. Napas Jose masih ada meskipun lemah.
Kantong jenazah bergerak sendiri di Brasil (jateng.tribunnews.com)
# Dokter Salah Vonis
Keluarga Jose kemudian dikabari bahwa Jose ternyata belum meninggal. Tentu saja mereka kemudian syok.
Menurut pengakuan Aparecida, Jose dinyatakan meninggal oleh dokter ketika masih bernapas menggunakan tabung trakeostomi. Aparecidan dan keluarga merasa yakin bahwa vonis tersebut salah.
Karena kesalahan tersebut, Jose terbaring di kantong mayat selama 5 jam, meskipun masih hidup. Padahal, kondisi itu justru membahayakan.
Karena insiden tersebut, pihak Rumah Sakit Estadual do Centro Norte Goiano kemudian meminta maaf pada keluarga Jose. Dokter yang memvonis Jose mati pun kemudian dipecat.