Cinta memiliki banyak segi dan datang dalam berbagai bentuk: cinta orang tua, anak, romantis, dan platonis.
Kamu mungkin sering dengar istilah cinta platonis. Tapi, sudah tahu belum artinya dan apa cirinya?
Kalau penasaran, yuk baca artikel ini sampai akhir!
# Apa Itu Cinta Platonis?
Istilah Cinta Platonis berasal dari nama salah satu filsuf Yunani Klasik yang terkenal, Plato (428/427 atau 424/423 – 348/347 SM).
Plato menulis tentang cinta dalam karyanya, "Simposium", sebuah dialog di mana para tamu perjamuan masing-masing memberikan pidato untuk menghormati dewa Eros dan memperdebatkan arti cinta yang sebenarnya.
Awalnya, dialog Platonis ini diarahkan pada hubungan sesama jenis, seksual, dan sebaliknya, tetapi oleh Renaisans, cinta platonis telah mencakup hubungan non-seksual, heteroseksual yang kita kenal sekarang.
Cinta Platonis adalah cinta yang tidak vulgar, artinya tidak berpusat pada nafsu atau memenuhi kebutuhan duniawi. Sebaliknya, adalah cinta yang mengilhami pengejaran yang lebih mulia, dan membawa seseorang lebih dekat kepada yang ilahi. Cinta ini menghasilkan yang terbaik dari kedua orang itu.
Di dunia sekuler kita, hubungan platonis pada dasarnya menjadi kode untuk friendzone. Hehehe
Dalam banyak kasus, seseorang bisa bisa begitu perhatian dan peduli, tetapi tidak memiliki minat romantis, atau ketertarikan, secara seksual.
Gagasan modern tentang persahabatan platonis tidak sepenuhnya tanpa makna aslinya. Sebab seperti cinta romantis, cinta platonis bisa mendalam dan intens, dan membentuk sebuah persahabatan terbaik dan terlama dalam hidup.
Sosok filsuf Plato (popularmechanics.com)
# 3 Ciri Khas Cinta Platonis
Cara sederhana untuk menyimpulkan cinta platonis adalah dengan menjadi teman yang baik, titik.
Untuk lebih jelasnya. Berikut ini adalah tiga karakteristik cinta platonis agar kamu tak lagi punya harapan lebih padanya.
Sederhananya, biar sadar aja kalau di-friendzone-in. Hehehe.
1. Cinta Platonis Mendorong Kejujuran
Cinta platonis bisa muncul di antara dua orang yang berteman baik (wearyoutvoicemag.com)
Tidak seperti dalam hubungan romantis, tidak ada ketakutan bahwa orang tersebut akan meninggalkanmu karena kejujuran yang kamu miliki. Sebab kalian juga gak dalam sebuah hubungan romantis yang merasa dituntut untuk jaim.
Dalam beberapa hal, kejujuran brutal ini bagus sebenarnya.
Kamu bisa mendapatkan wawasan dan perspektif yang tidak akan bisa kamu dapatkan dari pasangan romantismu.
Kamu dapat mengajukan pertanyaan yang tidak dapat ditanyakan, dan tidak perlu terlalu khawatir tentang status hubunganmu.
2. Cinta Platonis Menghormati Batasan
Hubungan Platonis membutuhkan (terutama di awal) batasan yang kuat. Ini biasanya tidak dibahas atau dinegosiasikan seperti langkah-langkah dalam hubungan romantis, tetapi mereka tetap berada di garis batas.
Cinta Platonis membutuhkan banyak kepercayaan. Ini terutama benar ketika kamu (atau sahabat platonismu) berada dalam hubungan romantis.
Kamu harus berhati-hati untuk membangun kepercayaan untuk memastikan bahwa pasanganmu memahami sifat hubunganmu, dan itu tidak menimbulkan potensi ancaman.
3. Cinta Platonis Tidak Memiliki Harapan
Meskipun persahabatan adalah kemitraan memberi dan menerima, dalam hal cinta platonis, seseorang tidak mengharapkan atau menuntut lebih dari persahabatan biasa.
Nah, itu tadi seputar cinta platonis yang suka bikin persahabatan jadi ambyar karena ternyata yang satu menaruh perasaan romantis. Tapi gak sedikit juga yang tetap bersahabat sampai sama-sama tua.
Cinta platonis juga kerap diartikan sebagai friendzone (indozone.id)