Google telah menambahkan aplikasi media sosial kontroversial milik Donald Trump, Truth Social, ke Play Store. Padahal sebelumnya Google melarang platform tersebut karena masalah moderasi konten.
Hal tersebut menandakan bahwa Google Play Store melakukan perubahan haluan yang terlambat, sebab aplikasi tersebut telah tersedia di App Store Apple sejak Februari.
Google sebelumnya telah mengaktifkan kembali aplikasi sayap kanan Parler, tetapi tetap menjaga jarak dengan aplikasi Trump untuk pengguna Android.
Keputusan tersebut menyebabkan saham Digital World Acquisition Corp (DWAC), perusahaan yang ingin membuka perusahaan media milik Trump, melonjak drastis.
Aplikasi kontroversial Donald Trump (jawapos.com)
# Risiko yang Muncul Setelah Google Memberikan Izin untuk Truth Social
Truth Social didirikan oleh Trump tahun lalu menyusul larangannya yang terkenal dari Twitter. Media sosial tersebut kemudian mengunci mantan presiden itu "karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut," setelah para pengikutnya melakukan serangan kekerasan di US Capitol.
Donald Trump (silanews.com)
Laura Petrone, analis utama di GlobalData, memberi tahu Putusan bahwa terlepas dari keputusan Google, masalah moderasi dengan Truth Social tidak akan hilang.
“Memang, mereka akan menjadi lebih menonjol menjelang pemilihan presiden AS 2024,” kata Petrone.
“Kami cenderung melihat platform tersebut mencerminkan dan memicu polarisasi dalam masyarakat AS, dengan konten buatan pengguna yang melanggar kebijakan moderasi yang digunakan oleh platform media sosial lain dan mengancam akan merusak demokrasi itu sendiri.”
Putusan melaporkan bahwa ada potensi risiko platform Truth Social menjadi pos terdepan untuk kebohongan, berdasarkan kekhawatiran berita palsu dan informasi yang salah.
Postingan Donald Trump di Truth Social (reuters.com)
# Sosok Kontroversial yang Suka Memberikan Klaim Palsu
“Hampir satu tahun setelah kerusuhan di Capitol, mantan presiden Donald Trump, pemilik Truth Social, tetap menjadi sosok yang sangat kontroversial yang terus mengklaim palsu bahwa pemilihan umum tahun 2020 dicurangi,” tambah Petrone.
Saham DWAC telah jatuh baru-baru ini setelah Elon Musk mengumumkan dia akan menghidupkan kembali kesepakatannya untuk membeli Twitter. Musk sebelumnya mengkonfirmasi bahwa dia akan mencabut larangan Donald Trump. Mantan presiden itu memiliki sekitar 80 juta pengikut di platform tersebut.
Itu juga diperingatkan oleh DWAC bahwa lebih banyak kerusakan pada reputasi Trump dapat sepenuhnya membahayakan perusahaan. Saham DWAC telah jatuh sekitar 69% tahun ini, menurut CNBC.