Beberapa negara pernah mencoba menjadi lebih kaya dan menumbuhkan perekonomian dengan mencetak uang lebih banyak. Seperti Zimbabwe dan Venezuela misalnya.
Kedua negara tersebut mengira bahwa jika tiap orang punya banyak uang, maka negara mereka akan kaya. Padahal yang terjadi justru sebaliknya. Harga akan semakin naik, dan orang-orang kemudian butuh lebih banyak untuk membeli barang yang berjumlah sama.
Fenomena ini disebut hiperinflasi. Kondisi ketika harga barang naik sangat cepat, dan nilai uang menurun sangat drastis.
# Hiperinflasi di Zimbabwe Tahun 2008
Pada tahun 2008, Zimbabwe mengalami hiperinflasi dengan kenaikan harga sebanyak 231.000.000% dalam kurun waktu 1 tahun.
Peristiwa tersebut jadi salah satu masalah keuangan terburuk di dunia. Bagaimana tidak? Misalnya, harga 1 kg apel sebelum inflasi adalah 1 dolar Zimbabwe. Namun, setelah inflasi harganya naik tinggi menjadi 231 juta dolar Zimbabwe. Ngeri kan?
Uang satu miliar dolar di Zimbabwe cuma bisa beli telur 3 butir (internasional.kompas.com)
# Syarat Agar Perekonomian Sebuah Negara Bertumbuh
Tidak salah sebenarnya, mencetak banyak uang untuk membuat negara kaya. Namun, proses mencetak uang itu harus dibarengi dengan memproduksi dan menjual lebih banyak barang atau jasa.
Sehingga, lebih orang bisa membeli lebih banyak barang dengan banyak uang yang mereka miliki.
Tapi jika tidak, ya yang terjadi hiperinflasi tadi. Uang yang dimiliki banyak, tapi barang dan jasa yang diproduksi dan dijual terbatas. Harga otomatis jadi naik pesat.
Uang Venezuela (voaindonesia.com)
# Amerika Serikat Sebagai Negara Kaya
Amerika Serikat sendiri, adalah satu negara yang memang bisa menjadi kaya dengan mencetak lebih banyak uang. Itu karena mayoritas barang yang dijual dan dibeli oleh negara-negara di seluruh dunia, termasuk minyak dan emas, dihargai dengan mata uang mereka. Yaitu dolar AS.
Padahal, jika negara miskin yang mencetak uang lebih banyak. Yang terjadi justru harga naik terlalu cepat, dan orang-orang justru bisa berhenti memakai uang negara mereka.
Mereka juga bisa jadi malah melakukan barter dan meminta bayaran dalam dolar AS
Uang Amerika Serikat (market.bisnis.com)
# Ekonomis Sebagai Dismal Science
Memang sulit untuk bisa terhindar dari hiperinflasi, dan menumbuhkan perekonomian negara. Sebab, jika uang terlalu sedikit, harga bisa jatuh, dan itu buruk. Namun, jika uang terlalu banyak, harga bisa naik pesat, dan itu juga buruk.
Makanya, gak geran jika ilmu ekonomi kemudian disebut sebagai "Dismal Science", sebab memang ia ilmu yang ribet dan suram. Wkkwkwkwwk.
Semoga artikel in bermanfaat ya ges!