Kamu mungkin pernah atau sering dengar bahwa paus bisa menyelamatkan planet bumi ini. Faktanya, memang demikian. Sebuah laporan dari Dana Moneter Internasional mengungkapkan bahwa paus besar - seperti paus bungkuk, biru, abu-abu, kanan, sirip, sperma, dan kepala busur - memainkan peran penting dalam mengekstraksi CO2 dari planet kita yang memanas. Itu karena seekor paus bernilai lebih dari seribu pohon.
Masing-masing raksasa ini mengumpulkan sejumlah besar karbon di dalam tubuh mereka yang ketika mereka mati, CO2 tersebut akan ikut tenggelam ke dasar lautan bersama tubuh mereka. Ada rata-rata 33 ton CO2 dari atmosfer selama berabad-abad yang telah mereka simpan.
# Paus Memberikan Kehidupan Bagi Fitoplankton yang Bisa Menyumbang Setidaknya 50% Oksigen
Tak hanya itu. Paus juga memainkan peran penting, dan belum sepenuhnya dipahami, dalam hal produksi fitoplankton yang bertanggung jawab atas lebih dari 50 persen produksi oksigen bumi.
Laporan IMF, yang berfokus pada solusi alam untuk perubahan iklim, memperkirakan jika stok paus dapat kembali ke jumlah sebelum perburuan paus lebih dari 4 hingga 5 juta dari sedikit lebih dari 1,3 juta hari ini, itu akan secara signifikan meningkatkan jumlah fitoplankton di lautan dan akan bisa meningkatkan penangkapan karbon tahunan.
Di mana pun paus ditemukan di bumi, fitoplankton berlimpah. Makhluk kecil ini menyumbang setidaknya 50 persen dari semua oksigen di atmosfer kita, dan seperti paus, mereka menangkap karbon - jumlah fitoplankton saat ini menyerap sekitar 40 persen dari semua CO2 yang diproduksi di planet ini.
Paus mati di Skotlandia karena makan 100kg sampah (merdeka.com)
# Satu Paus Bernilai Ribuan Pohon
Meski saat ini, ilmu pengetahuan belum yakin mengapa paus besar bisa mendorong pertumbuhan fitoplankton. Satu teori mengatakan bahwa ikan paus mengeluarkan zat yang dibutuhkan fitoplankton untuk bertahan hidup dan tumbuh, khususnya besi dan nitrogen. Alasan lain mungkin karena paus membawa mineral ke permukaan laut saat mereka menyelam. Proses ini biasanya disebut 'pompa paus' dan melalui migrasi, yang disebut 'sabuk konveyor paus', yang menyediakan makanan bagi plankton.
Sebuah studi tentang pemanasan global mengungkapkan, "Dalam hal menyelamatkan planet, satu paus bernilai ribuan pohon."
Stok paus besar agak pulih sejak penangkapan paus komersial dihentikan 40 tahun yang lalu. Namun, sejak 2019 lalu negara Jepang kembali gencar melakukan usaha perburuan paus meski International Whaling Commission sudah melarang dari tahun 1986. Alasannya, karena perburuan paus ini hanya sebuah industri kecil yang hanya dilakukan di teritorinya dengan hanya 300 karyawan. Jadi mereka menganggap bahwa bisnis ini tidak akan berimbas pada habitat laut dan lingkungan.
Gambar fitoplankton (geograpik.blogspot.com)
# Jumlah Populasi Paus Saat Ini
Perkiraan konservatif populasi paus sebelum perburuan paus adalah bahwa mereka berjumlah sekitar empat hingga lima juta individu. Saat ini diperkirakan ada sekitar 1,3 juta paus yang hidup.
"Beberapa spesies, seperti paus biru, telah berkurang menjadi hanya tiga persen dari kelimpahan sebelumnya," kata IMF. "Jadi, manfaat dari jasa ekosistem paus bagi kita dan kelangsungan hidup kita jauh lebih sedikit daripada yang seharusnya."
Laporan tersebut menunjukkan bahwa jika paus dikembalikan ke ukuran populasi sebelum perburuan paus, mereka akan menangkap sebanyak 1,7 miliar ton CO2 setiap tahun.
"Minimal, bahkan satu persen peningkatan produktivitas fitoplankton, berkat aktivitas paus akan menangkap ratusan juta ton tambahan CO2 setahun," kata laporan itu. "Itu setara dengan kemunculan tiba-tiba dua miliar pohon dewasa. Bayangkan dampaknya selama rata-rata umur ikan paus, lebih dari 60 tahun."
Buat kamu yang belum nonton film dokumenter "Seaspiracy", coba ditonton untuk tahu lebih jelas soal ancaman dari perburuan di lautan yang semakin masif. Semoga setelah ini, banyak dari kita bisa berhenti konsumsi ikan ekspor dan beralih ke konsumsi ikan dari nelayan-nelayan kecil tanah air.
Infografik soal paus penyelamat bumi (m.solopos.com)