Kisah Pilu Wanita Kaya yang Nikahi Pria Miskin, Kasihan Banget Aslik

Kisah Pilu Wanita Kaya yang Nikahi Pria Miskin, Kasihan Banget Aslik

Mungkin banyak dari kamu setuju dengan ungkapan "Cinta itu buta". Sebab kenyataannya, banyak orang yang dibutakan  ketika mereka sedang jatuh cinta. Mereka seolah hanya melihat sisi baik dari orang yang dicintainya, dan mengesampingkan semua kekurangan.

Termasuk kisah wanita ini misalnya. Tam, gadis kaya yang berusia 28 tahun, jatuh cinta dengan seorang pria miskin dan nekat menikah dengannya meski tak direstui orangtuanya.

# Sempat Cerai dan Dikaruniai Anak Laki-Laki

Sebelum Tam menikah dengan pria miskin ini, ia pernah menikah dan dikaruniai seorang anak. Pernikahan pertamanya hanya bertahan selama 9 tahun.

Setelah bercerai, orangtua Tam ingin merawat Tam dan anaknya agar hidup lebih bahagia dan sejahtera. Namun, saat itu Tam justru terlanjur jatuh cinta dengan seorang pria miskin asal Soc Trang, Vietnam.

Sedihnya, keluarga Tam tak merestui hubungan keduanya. Alasannya karena mereka tak ingin anaknya menderita dan gagal lagi.

Salah satu kota di Vietnam (jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com)

Akan tetapi Tam tak peduli. Ia tetap memilih hidup bersama kekasihnya yang miskin. Awalnya Tam dan keluarga barunya ini menyewa sebuah rumah di dekat kawasan industri untuk berteduh. Lalu pindah ke sebuah kamar motel yang luasnya hanya beberapa meter persegi seharga 800.000 VND per bulan atau sekitar Rp 507 ribu.

# Hidup Memprihatinkan Sebagai Pemulung

Kini kehidupan Tam dan keluarganya sungguh memprihatinkan. Ia bekerja memulung sampah dengan diikuti ketiga anaknya. 

Tam dan ketiga anaknya (inakoran.com)

"Banyak orang berpikir bahwa dia dan saya hanya memliki 3 anak bersama. Faktanya, kami memliki 4 anak: dua yang tertua adalah anak kembar berusia 6 tahun, yang satu dikirim ke kuil untuk meminta bantuan para biksu, dan yang bungsu berusia 3 tahun," terang Tam.

Tak jarang, Tam bertemu dengan keluarganya dulu. Namun mereka pura-pura tak mengenal Tam karena malu. Sementara orang luar yang melihat Tam dan anak-anaknya sering merasa iba dan seringkali memberi uang dan makanan.

"Saya sudah jauh dari rumah selama hampir satu dekade, tetapi saya selalu berpikir untuk berdebat dengan orangtua saya. Mungkin saya berdebat karena hidup saya begitu pahit. Saya membuat ibu saya sedih dan sangat malu. Saya selalu berharap suatu hari orangtua saya memaafkan semua perbuatan saya, sehingga saya bisa kembali," ucap Tam.

Huhuhu, miris banget sihhhh!

Anak-anak Tam membantunya memulung (msn.com)