Jenazah Ratu Elizabeth II sudah dimakamkan di Kapel Memorial Raja George VI di Kastil Windsor pada hari Senin, 19 September 2022 waktu setempat. Setelah sebelumnya, jenazah disemayamkan selama empat hari penuh di Westminster Abbey, London.
Tapi tidak seperti pemakaman umumnya, jenazah ratu yang sudah memimpin Kerajaan Inggris selama 70 tahun itu tidak akan langsung dikubur di tanah. Bahkan peti matinya dilaporkan tidak akan menyentuh tanah sama sekali.
Dikutip dari Style Castle, peti mati Ratu Elizabeth II akan diturunkan ke dalam lemari besi seperti brankas yang berada di sebuah ruangan di bawah tanah bangunan tersebut. Oleh karena itu, peti mati Sang Ratu dilapisi dengan timah untuk memperlambat proses pembusukan.
Kandungan Timah ini akan menyegel peti mati dan mencegah kelembaban masuk dan menjaga tubuh tetap utuh hingga satu tahun. Hal itu juga untuk memastikan agar bau dan racun dari mayat tidak bisa keluar dan merusak lingkungan.
Tidak hanya itu, rupanya peti mati Ratu Elizabeth II itu sudah dipersiapkan sejak 30 tahun lalu yang dibuat oleh perusahaan spesialis Henry Smith. Hanya saja, catatan tanggal pasti kapan peti mati itu dibuat hilang saat Henry Smith diambil alih oleh perusahaan lain pada tahun 2005 lalu.
Sejak pembuatannya, peti mati yang sudah dipersiapkan itu disimpan di bawah pengawasan dua perusahaan berbeda yang bertanggung jawab atas pemakaman kerajaan yakni JH Kenyon Ltd, yang menangani pemakaman ayah Ratu Elizabeth, Raja George VI pada tahun 1952, dan Leverton and Sons, yang dilaporkan sudah mengurus pemakaman kerajaan sejak 1991.
Peti Jenazah Ratu Elizabeth II (Liputan6)
Adapun peti mati Ratu Elizabeth II dilaporkan terbuat dari kayu oak, yang diyakini berasal dari Perkebunan Sandringham di Norfolk, Inggris. Bahan baku ini terbilang sangat langka di Inggris mengingat kayu oak biasanya didatangkan dari Amerika.
Karena bahannya yang tidak biasa ini juga, tentu saja harga peti mati tersebut berada di luar kisaran harga peti mati pada umumnya. Maka dari itu, hanya para bangsawan dan anggota keluarga kerajaan yang akan menggunakannya.
Ratu Elizabeth II (Getty Images)