Publik sempat dikejutkan dengan kasus pembunuhan seorang model cantik asal Mongolia bernama Altantuya Shaariibuu yang terjadi pada 2006 silam. Permasalahan ini menjadi besar karena menyeret nama pejabat negara di Malaysia yang tidak lain mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak.
Nama Najib disebut sebagai dalang pembunuhan Altantuya. Hal ini berdasarkan pengakuan dari mantan ajudan Najib Razak yakni Azilah Hadri. Dia mengaku diperintahkan untuk membunuh Altantuya Shaariibuu oleh Najib Razak.
Namun kematian Altantuya Shaariibuu yang sudah lebih dari satu dekade ini meninggalkan misteri yang tidak terpecahkan. Jasad wanita kelahiran 1978 itu tidak pernah ditemukan. Bermula pada 19 Oktober 2006, Altantuya dilaporkan hilang.
Polisi Malaysia langsung melakukan pencarian untuk menemukan wanita tersebut. Hasilnya, polisi justru menemukan serpihan tulang di hutan dekat Subang Dam, Puncak Alam, Shah Alam. Pemeriksaan DNA menyebutkan itu adalah tulang Altantuya.
Dari hasil penyelidikan, Altantuya dihabisi secara sadis. Wanita yang juga berprofesi sebagai guru itu ditembak dua kali sebelum jasadnya dimusnahkan dengan diledakkan menggunakan bom C-4 kelas militer.
Setelah penemuan itu, pihak berwajib menangkap dua orang tersangka yang merupakan anggota polisi yang merupakan pengawal dan ajudan Najib Razak yakni Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umar. Keduanya terancam hukuman seumur hidup atau dengan cara digantum
Dalam penyelidikan muncul nama Abdul Razak Baginda, dan Najib Razak serta istrinya, Rosmah Mansor, yang diduga kuat terlibat dalam kasus Altantuya.Tapi karena Najib saat itu menjadi perdana menteri, akhirnya dia dan sang istri dinyatakan tidak bersalah.
Lokasi Ditemukan Tulang Altantuya (Twitter)
Pada 2008, giliran Abdul Razak yang dinyatakan bebas. Abdul Razak sendiri merupakan analis pertahanan dari tangki pemikiran Pusat Penelitian Strategis Malaysia yang ketika itu menjadi penasihat Najib Razak.
Beredar kabar yang menyebutkan kalau Altantuya Shaariibuu sebenarnya selingkuhan dari Abdul Razak Baginda. Tidak hanya itu, Altantuya yang memiliki kemampuan berbahasa Rusia, China, Inggris dan Prancis membantu Abdul Razak dalam negosiasi pembelian kapal selam Scorpene dari Prancis oleh Malaysia sebesar USD 1,1 miliar.
Namun ketika itu, Media Prancis Liberation memberitakan kalau pembunuhan Altantuya berkaitan dengan korupsi pembelian kapal selam Scorpene Malaysia. Sebagai penerjemah antara Kementerian Pertahanan dan DCNS selaku produsen kapal selam Prancis, Altantuya mengetahui adanya pemberian komisi dari produsen kapal selam Prancis DCNS sebesar 114 juta euro kepada perusahaan cangkang yang terkait dengan Abdul Razak Baginda.
Tapi yang terjadi, Altantuya disebut meminta uang tutup mulut sebesar USD 500 ribu pada Abdul Razak Baginda. Jika tidak dikabulkan, Altantuya mengancam akan membongkar praktik korupsi pembelian kapal selam Prancis tersebut. Itulah diduga alasan kuat mengapa Altantuya dibunuh.
Terduga Tersangka Pembunuh Altantuya (The Mole)
Namun sumber lainnya mengatakan uang itu diminta Altantuya kepada Abdul Razak Baginda, kalau tidak diberikan, dia akan mengungkapkan perselingkuhan mereka ke istri Abdul Razak Baginda. Sampai saat ini, kasus kematian Altantuya Shaariibuu belum juga terbongkar.
Kasus pembunuhan ini kembali menyeruak setelah Najib Razak lengser dari jabatan PM pada 2018 lalu. Ketika itu penggantinya yakni Mahathir Mohamad berjanji membongkar siapa pelaku utama pembunuhan sang model.
Seruan dibukanya lagi penyelidikan kasus ini juga disampaikan oleh Presiden Mongolia Battulga Khaltmaa dalam ucapan selamatnya kepada Mahathir yang memenangi pemilu. Tapi sampai sekarang, kasus kematian Altantuya Shaariibuu yang diduga didalangi oleh Najib Razak ini belum juga menemukan titik terang.
Najib Razak - Altantuya - Abdul Razak (Tribun Batam)