Kejahatan terjadi karena adanya kesempatan. Demi menutup kebutuhan sehari-hari, beragam orang menghalalkan segala cara untuk bisa mencukupi kebutuhannya tersebut.
Tidak jarang seorang perempuan nekad melakukan aksi pencurian, penipuan, penganiayaan hingga pembunuhan.
Sedangkan yang terjadi atas kasus diatas, banyak narapidana perempuan yang harus rela masuk dalam jeruji besi. Mereka di tahan di lapas untuk mempertanggungjawabkan atas kasus yang diperbuatnya.
Miris ketika melihat lapas penuh dengan narapidana perempuan? Dimana peran orang tua, bahkan peran pemerintah untuk meminimalisir aksi kejahatan perempuan.
Ilustrasi kejahatan (static.republika.co.id)
Saat ini yang terjadi yakni di provinsi Sulawesi Tenggara, banyaknya narapidana perempuan dari berbagai kasus, membuat lapas ini penuh.
Seperti yang dilansir dari liputan6.com, Kepala Divisi permasyarakatan Kemenkunham Sultra muslim di Kendari mengusulkan bahwa pengadaan lapas perempuan dan anak sudah diusulkan pada tahun lalu, namun baru akan terealisasikan pada tahun 2019.
Kendati tidak ada rincian jumlah narapidana atau tahanan perempuan dan anak, akan tetapi jika dilihat dari tahun ke tahun angkanya terus meningkat dari semua kasus.
Banyaknya jumlah narapidana perempuan dan anak dari tahun ke tahun tentunya menjadi sorotan, buruknya pembinaan mental mereka menjadi perhatian.
Narapidana wanita (cdn.popbela.com)
Sebab banyaknya narapidana perempuan dan anak-anak yakni kesenjangan ekonomi, lemahnya pembinaan mental dan tidak peduli akan dunia pendidikan.
Pemerintah hendaknya turun tangan atas kejadian ini, miris lho pak lihat tahanan isinya perempuan dan anak. Mereka harus dikasih semacam edukasi.
Sel tahanan (assets-a2.kompasiana.com)